(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia berupaya rebound sejalan dengan pergerakan bursa kawasan Asia yang berfluktuasi oleh isyu perang dagang antara AS dan China serta tensi geopolitik Suriah, sehingga secara mingguan bursa ditutup menguat ke level 6,270.330. Untuk minggu berikutnya (16-20 April) IHSG kemungkinan dalam konsolidasi dimana peluang rebound perlu melihat bursa Asia sebagai acuan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 6380 dan 6500, sedangkan support di level 6137 dan kemudian 6101.
Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat belum bisa beranjak dari area lemahnya sekitar Rp13.700’an yang telah berlangsung selama enam minggu terakhir ini, kemungkinan ditahan intervensi BI juga, di mana secara mingguan rupiah menguat tipis ke level Rp13,748. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,794 dan 13,800, sementara support di level 13,693 dan 13,640.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
- Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Core Retail Sales m/m pada Senin malam; disambung dengan rilis Building Permits pada Selasa malam; berikutnya data Crude Oil Inventories pada Rabu malam.
- Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Average Earnings Index 3m/y Inggris pada Selasa sore; selanjutnya rilis CPI y/y Inggris pada Rabu sore.
- Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data GDP q/y China pada Selasa pagi; dilanjutkan dengan pengumuman BI 7-Day Repo Rate pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level 4.25%.
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar bergerak dalam rentang terbatas dan dalam bias tekanan oleh isyu perang dagang antara AS dan China dan serangan militer ke Suriah, di mana secara mingguan index dollar AS melemah tipis ke level 89.79. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau menguat tipis ke 1.2328. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.2476 dan kemudian 1.2554, sementara support pada 1.2218 dan 1.2154.
Poundsterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.4236 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.4344 dan kemudian 1.5017, sedangkan support pada 1.3965 dan 1.3781. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat ke level 107.35. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 107.89 dan 109.97, serta support pada 104.64 serta level 102.54. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat tipis ke level 0.7763. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7897 dan 0.7916, sementara support level di 0.7642 dan 0.7627.
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat oleh beranjak surutnya tensi perang dagang dan geopolitik. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau menguat ke level 21805. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 21970 dan 22500, sementara support pada level 20775 dan lalu 20345. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 30836. Minggu ini akan berada antara level resistance di 31976 dan 33006, sementara support di 29548 dan 29110.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau fluktuatif oleh naik turunnya isyu perang dagang antara AS dan China serta serangan ke Suriah, namun terdongkrak oleh earnings reports sejumlah emiten yang positif. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat ke level 24362, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 24962 dan 25800, sementara support di level 23738 dan 23344. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 2656.4, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2737 dan 2801, sementara support pada level 2586 dan 2553.
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau menanjak -walau sempat fluktuatif- oleh meningkatnya tensi geopolitik dengan serangan militer ke Suriah, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang menguat ke level $1345.16 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1365 dan berikut $1375, serta support pada $1319 dan $1306. Di Indonesia, harga spot emas terpantau menguat ke level Rp594,973 per gram.
Fluktuasi pasar investasi di tahun ini kelihatannya terus saja bergejolak (volatile), bahkan semakin tajam. Dinamikanya tidak pernah habis. Bagi yang awam, periode seperti ini acapkali mendatangkan salah posisi dan selanjutnya kerugian. Tapi bagi trader yang professional, justru ini periode yang menarik karena berpeluang mendatangkan banyak profit. Kata kuncinya ada dua untuk memenangkan pasar investasi ini: belajar dan rajin monitor. Keduanya bisa didapat dengan seketika dari vibiznews.com. Terimakasih, semoga sukses investasi Anda bertambah-tambah, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group
Editor: Asido