Market Outlook, 23-27 April 2018

1541

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia bergerak dalam rentang terbatas dan agak menguat oleh sentimen bursa Asia dengan meredanya tensi perang dagang serta geopolitik Suriah, sehingga secara mingguan bursa ditutup menguat ke level 6,337.690. Untuk minggu berikutnya (23-27 April) IHSG kemungkinan dalam konsolidasi dimana peluang rebound perlu melihat bursa Asia sebagai acuan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 6380 dan 6500, sedangkan support di level 6137 dan kemudian 6101.

Mata uang rupiah seminggu lalu semakin lemah dan amblas mendekati level Rp13.900’an, sekalipun sudah ada intervensi BI di pasar, di mana secara mingguan rupiah anjlok tajam ke level Rp13,873. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,895 dan 14,025, sementara support di level 13,736 dan 13,693.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data CB Consumer Confidence pada Selasa malam; disambung dengan rilis Crude Oil Inventories pada Rabu malam; berikutnya data Core Durable Goods Orders m/m pada Kamis malam; diakhiri dengan rilis Advance GDP q/q pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data German Flash Manufacturing PMI pada Senin sore; selanjutnya rilis pengumuman Minimum Bid Rate dari ECB pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level ultra low00%; ditutup dengan data Prelim GDP q/q Inggris pada Jumat sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis pengumuman BOJ Policy Rate pada Jumat pagi yang diperkirakan bertahan di level negative -0.10%.

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar bergerak menguat oleh naiknya yields US Treasury 2 tahun dan amblasnya euro dan pound sterling karena prospek ekonomi kawasan yang rendah, di mana secara mingguan index dollar AS menguat ke level 90.31, level 2 minggu tertingginya. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau melemah ke 1.2287. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.2476 dan kemudian 1.2554, sementara support pada 1.2215 dan 1.2154.

Poundsterling minggu lalu terlihat melemah tajam ke level 1.3999 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.4376 dan kemudian 1.5017, sedangkan support pada 1.3965 dan 1.3781. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat tipis ke level 107.62. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 107.89 dan 109.97, serta support pada 105.65 serta level 104.64. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah ke level 0.7669. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7812 dan 0.7916, sementara support level di 0.7642 dan 0.7627.

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum mixed oleh agak meredanya tensi perang dagang dan geopolitik Korea dan Suriah. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau menguat ke level 22185. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 22500 dan 23490, sementara support pada level 21515 dan lalu 20775. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 30486. Minggu ini akan berada antara level resistance di 31976 dan 33006, sementara support di 29548 dan 29110.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau fluktuatif oleh naik turunnya isyu perang dagang antara AS dan China serta serangan ke Suriah, namun agak terdongkrak oleh earnings reports sejumlah emiten yang positif. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat ke level 24464, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 24858 dan 24962, sementara support di level 23738 dan 23344. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 2656.4, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2717 dan 2801, sementara support pada level 2586 dan 2553.

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau terkoreksi oleh prediksi kenaikan suku bunga the Fed yang lebih tinggi dan meredanya tensi geopolitik Suriah dan Korea, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang melemah ke level $1335.24 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1365 dan berikut $1375, serta support pada $1319 dan $1306. Di Indonesia, harga spot emas terpantau menguat ke level Rp595,599 per gram.

 

Dinamika pasar, atau bagi sebagian orang menyebutnya dengan gejolak, pada pasar investasi semakin terlihat fluktuatif. Semakin jelas bahwa koreksi pasar memang ada. Demikian pula, rebound atau reversal adalah bagian dari pergerakan pasar. Dalam situasi seperti ini, timing untuk masuk serta keluar pasar (market entry and exit) merupakan aspek kunci keberhasilan berinvestasi. Terpeleset di sini maka keuntungan menjadi tipis atau kerugian membengkak. Tepat ambil posisi di sini akan memberikan gain yang tidak jarang mencengangkan. Anda, kalau boleh disarankan, perlu teman investasi. Tetaplah bersama kami, karena kami hadir demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group

Editor: Asido

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here