Market Outlook, 21-25 May 2018

1211

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia mengalami kemerosotan cukup tajam karena pelemahan rupiah dan merosotnya bursa Wall Street, sehingga secara mingguan bursa ditutup melemah cukup signifikan ke level 5,783.310. Untuk minggu berikutnya (21-25 Mei) IHSG kemungkinan berpeluang rebound dengan upaya bargain hunting setelah secara mingguan ini merosot hampir 3 persen. Secara mingguan, IHSG berada antara support level di posisi 5680 dan kemudian 5600, sedangkan resistance level di 5880 dan kemudian 6000.

Mata uang rupiah seminggu lalu melemah tajam menembus di atas level Rp14.000, di mana secara mingguan rupiah melemah ke level Rp14,132. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 14,150 dan 14,200, sementara support di level 14,062 dan 14,000.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data New Home Sales April dan laporan persediaan minyak mentah mingguan AS oleh EIA pada Rabu malam; disambung dengan rilis FOMC Minutes pada Kamis dinihari; berikutnya data Existing Home Sales April pada Kamis malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Unemployment Rate Q1 Perancis pada Rabu Siang, data Markit Manufacturing PMI Flash Mei Jerman dan Inflation Rate April Inggris, Consumer Confidence Flash Mei Zona Eropa pada Rabu malam; selanjutnya rilis GfK Consumer Confidence Juni dan GDP Growth Rate Final Q1 Jerman pada Kamis siang.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Balance of Trade April Jepang pada Senin pagi; diteruskan dengan rilis Reuters Tankan Mei Jepang dan Westpac Leading Index Mei MoM April Australia pada Kamis pagi.

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar bergerak naik terdukung meningkatnya imbal hasil obligasi 10 tahun pemerintah AS yang terus menembus level psikologis 3 persen, juga melemahnya mata uang saingannya Euro yang tertekan oleh ketidakpastian politik di Italia. Secara mingguan index dollar AS meningkat 1,2 persen pada 93.83. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau melemah ke 1.1769. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.1676 dan 1.1538, sementara resistance pada 1.1851 dan kemudian 1.1904.

Poundsterling minggu lalu terlihat melemah ke level 1.3560 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3955 dan kemudian 1.4338, sedangkan support pada 1.3462 dan 1.3318. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat ke level 110.74. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 111.52 dan 112.67, serta support pada 107.33 serta level 106.04. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah tipis ke level 0.7507. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7618 dan 0.7819, sementara support level di 0.7451 dan 0.7339.

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat didorong oleh kenaikan Wall Street dan mencermati perkembangan pertemuan dagang AS-China. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau menguat ke level 22930. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 23416 dan 23708, sementara support pada level 21539 dan lalu 20744. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 31047. Minggu ini akan berada antara level resistance di 31976 dan 33006, sementara support di 29548 dan 29110.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau mengalami sedikit kerugian. Indeks Dow Jones secara mingguan melemah ke level 24715, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 24833 dan 24968, sementara support di level 23838 dan 23746. Index S&P 500 minggu lalu melemah ke level 2713, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2762 dan 2809, sementara support pada level 2681 dan 2603.

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau merosot tertekan penguatan dolar AS, sehingga berakhir dalam harga emas spot yang melemah ke level $1292.88 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1303 dan berikut $1313, serta support pada $1283 dan $1273.

Selain mencermati rilis data ekonomi tiap-tiap negara, perlu dicermati berbagai perkembangan global, baik perkembangan perdagangan, politik dan lainnya. Perkembangan perdagangan AS-China, kondisi politik Italia telah terlihat mempengaruhi pasar minggu lalu, dan bisa jadi akan berpengaruh jika sentiment tersebut masih berlangsung. Penting bagi Anda untuk membaca dan memperhatikan sumber-sumber berita dan informasi yang tepat dan terkait. Karena itu akses terus vibiznews.com, website investasi yang dapat membantu memberikan sumber dan informasi yang Anda butuhkan. Selamat berkarya, salam sukses bagi Anda, pembaca setia Vibiznews!

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here