Market Outlook 28 May – 1 June 2018

1325

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia rebound dari kemerosotan seiring pulihnya kembali mata uang rupiah dan meningkatnya aksi beli saham investor asing dalam beberapa hari perdagangan, sehingga secara mingguan bursa ditutup melonjak 3,33 persen ke level 5,975.740. Untuk minggu berikutnya (28 Mei – 1 Juni) IHSG kemungkinan berpeluang naik dengan pulihnya mata uang Rupiah dan masih dibicarakan kembali pertemuan Trump-Kim Jong Un yang dapat mendukung bursa Wall Street. Secara mingguan, IHSG berada antara support level di posisi 5900 dan kemudian 5800, sedangkan resistance level di 6075 dan kemudian 6175.

Mata uang rupiah seminggu lalu rebound, namun masih sedikit di atas level Rp14.000, di mana secara mingguan rupiah menguat ke level Rp14,081. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 14,121 dan 14,159, sementara support di level 14,000 dan 13,965.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data ADP Employment Change Mei dan GDP Growth Rate QoQ 2nd Est Q1 pada Rabu malam; laporan Personal Income & Personal Spending MoM April dan persediaan minyak mentah mingguan AS oleh EIA pada Kamis malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Unemployment Rate Mei Jerman dan Business Confidence Mei Zona Eropa pada Rabu sore, inflation Rate Mei Jerman pada Rabu malam; GfK Consumer Confidence Mei Inggris pada Kamis pagi, Unemployment Rate April Zona Eropa pada Kamis sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Unemployment Rate April Jepang pada Selasa pagi; diteruskan dengan rilis Consumer Confidence Mei Jepang pada Rabu pagi; NBS Manufacturing PMI Mei Tiongkok pada Kamis pagi.

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar bergerak naik terdukung dibantu oleh keuntungan terhadap mata uang terkait komoditas, karena harga minyak jatuh setelah Arab Saudi dan Rusia mengatakan mereka siap untuk mengurangi pembatasan pasokan yang telah mendukung kenaikan harga minyak mentah. Dukungan juga dating dari data ekonomi AS yang membaik. Secara mingguan index dollar AS meningkat 0,63 persen pada 94.25. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau melemah ke 1.1685. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.1572 dan 1.1477, sementara resistance pada 1.1757 dan kemudian 1.1829.

Poundsterling minggu lalu terlihat melemah ke level 1.3307 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3616 dan kemudian 1.3923, sedangkan support pada 1.3216 dan 1.3138. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 109.74. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 110.44 dan 111.46, serta support pada 108.43 serta level 107.33. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah ke level 0.7556. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7640 dan 0.7729, sementara support level di 0.7479 dan 0.7372.

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum melemah tertekan sentiment pembatalan pertemuan puncak Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Korea Utara Kim Jong Un. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau merosot ke level 22451. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 22906 dan 23410, sementara support pada level 21920 dan lalu 21484. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir merosot ke level 30588. Minggu ini akan berada antara level resistance di 31090 dan 31557, sementara support di 30040 dan 29512.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau mengalami sedikit keuntungan. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat ke level 24753, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 24875 dan 24992, sementara support di level 24671 dan 24509. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 2721, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2733 dan 2743, sementara support pada level 2712 dan 2686.

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau menguat terdukung ketegangan geopolitik dan batalnya pertemuan Trump dengan Kim Jong Un, sehingga berakhir dalam harga emas spot yang menguat ke level $1301.28 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1317 dan berikut $1328, serta support pada $1292 dan $1282.

Sebagai pelaku pasar, sangat penting untuk mencermati berita yang menggerakkan pasar, yang biasa disebut sentimen. Terbukti sentimen geopolitik patut dicermati. Minggu lalu batalnya pertemuan puncak AS-Korea Utara mempengaruhi pasar global. Hasil rilis data ekonomi dan perkembangan geopolitik dan keamanan masih menjadi sentimen yang perlu terus dicermati. Sentimen apakah yang dapat menjadi penggerak pasar minggu ini? Ikuti terus vibiznews.com, website investasi yang dapat membantu memberikan sumber dan informasi yang Anda butuhkan. Selamat menjalankan tugas hari ini dengan semangat dan tentunya memperhatikan sentimen yang ada, salam sukses bagi Anda, pembaca setia Vibiznews!

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here