(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu pasar modal di Indonesia masih naik tipis dalam tiga hari perdagangan, dimana dua hari libur dalam minggu lalu. Positifnya IHSG terdukung kenaikan mata uang rupiah, secara mingguan IHSG berada pada level 5,983.590. Untuk minggu berikutnya (4–8 Juni) IHSG kemungkinan berpeluang naik dengan menguatnya bursa Wall Street pasca menguatnya data Non Farm Payrolls dan menurunnya pengangguran AS. Secara mingguan, IHSG berada antara support level di posisi 5880 dan kemudian 5780, sedangkan resistance level di 6080 dan kemudian 6180.
Mata uang rupiah seminggu lalu menguat, menembus di bawah level Rp14.000, di mana secara mingguan rupiah menguat sebesar lebih 1 persen ke level Rp13,827. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,845 dan 13,920, sementara support di level 13,752 dan 13,681.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
- Dari kawasan Amerika: berupa rilis data ISM Non Manufacturing PMI Mei pada Selasa malam; juga data perdagangan AS dan persediaan minyak mentah mingguan AS oleh EIA pada Rabu malam
- Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Retail Sales April Zona Eropa dan pidato Presiden ECB Mario Draghi pada Selasa sore dan malam; data QoQ Growth Rate Q1 Zona Eropa pada Kamis sore; data perdagangan April Jerman pada Jumat siang
- Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Inflation Rate Mei Indonesia pada Senin siang; data Caixin Services & Composite PMI Mei Tiongkok pada Selasa pagi dan RBA Interest Rate Decision Australia pada Selasa siang; data GDP Growth Rate Q1 Australia pada Rabu pagi; data perdagangan Australia April pada Kamis pagi; data perdagangan Mei Tiongkok pada Jumat pagi
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar bergerak lemah dengan pulihnya mata uang Euro setelah meredanya ketegangan politik di Italia. Kenaikan data Non Farm Payrolls AS dan penurunan pangangguran AS memberikan dukungan untuk mengurangi kerugian, sehingga indeks dolar AS secara mingguan turun tipis 0,11 persen pada 94.15. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau menguat ke 1.1658 pasca meredanya ketegangan politik Italia. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.1523 dan 1.1480, sementara resistance pada 1.1730 dan kemudian 1.1817.
Poundsterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.3345 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3476 dan kemudian 1.3582, sedangkan support pada 1.3294 dan 1.3195. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir nik tipis ke level 109.50. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 110.42 dan 111.27, serta support pada 108.73 serta level 107.13. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat ke level 0.7566. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7637 dan 0.7764, sementara support level di 0.7450 dan 0.7373.
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum melemah tertekan sentiment ketidakpastian politik Italia dan pengenaan tarif impor baja dan alumunium. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau merosot ke level 22171. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 22635 dan 23104, sementara support pada level 21651 dan lalu 21143. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir merosot ke level 30493. Minggu ini akan berada antara level resistance di 30957 dan 31428, sementara support di 29996 dan 29512.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau mengalami sedikit keuntungan. Indeks Dow Jones secara mingguan melemah ke level 24635, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 24738 dan 24884, sementara support di level 24507 dan 24421. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 2734, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2747 dan 2762, sementara support pada level 2724 dan 2710.
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau melemah terganjal meredanya ketegangan politik Italia dan penguatan dolar AS, sehingga berakhir dalam harga emas spot yang melemah ke level $1292.93 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1302 dan berikut $1311, serta support pada $1282 dan $1270.
Mencermati perkembangan pasar global, tidak terlepas dari berbagai sumber informasi yang perlu diperhatikan. Sumber informasi yang jelas dan terpercaya sangat penting diikuti, baik rilis data ekonomi, perkembangan politik, juga pernyataan-pernyataan dari pejabat penting dunia, seperti pejabat bank sentral, pemimpin yang berpengaruh dan lainnya. Karena itu ikuti terus vibiznews.com, website investasi yang dapat membantu memberikan sumber dan informasi yang Anda butuhkan. Selamat berkarya dan mencermati perkembangan yang ada, salam sukses bagi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group