(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu pasar modal di Indonesia naik tipis. Kenaikan lumayan pada dua hari awal perdagangan berkurang, seiring profit taking besar investor asing di akhir pekan. Secara mingguan IHSG berada pada level 5,993.630. Untuk minggu berikutnya (11–15 Juni) IHSG kemungkinan berpeluang naik dengan potensi penguatan Rupiah seiring gagalnya kesepakatan AS dengan negara sekutunya dalam perdagangan yang dapat menekan dolar AS. Secara mingguan, IHSG berada antara support level di posisi 5890 dan kemudian 5790, sedangkan resistance level di 6090 dan kemudian 6190.
Mata uang rupiah secara mingguan melemah sekitar 1 persen ke level Rp13,960. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 14,017 dan 14,060, sementara support di level 13,914 dan 13,878.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
- Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Inflation Rate Mei pada Selasa malam; juga persediaan minyak mentah mingguan AS oleh EIA pada Rabu malam; yang juga ditunggu yaitu keputusan suku bunga The Fed pada Kamis dinihari; Retail Sales Mei pada Kamis malam; Michigan Consumer Sentiment Prel Juni
- Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Balance of Trade April dan Unemployment Rate Inggris, serta ZEW Economic Sentiment Jerman pada Selasa sore; data Inflation Rate Inggris bulan Mei pada Rabu sore; keputusan suku bunga Zona Eropa pada Kamis sore
- Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data NAB Consumer Confidence Mei Australia pada Selasa pagi; data Westpac Consumer Confidence Change & Index Juni Australia pada Rabu pagi; pada Kamis pagi ada data Unemployment Rate Mei Australia, juga data Produksi Industri, Retail Sales, Fixed Asset Investment bulan Mei Tiongkok; keputusan suku bunga Bank of Japan pada Jumat pagi
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar merosot terendah 11 minggu terpicu kekuatiran perang dagang AS baik terhadap China juga negara-negara sekutunya di Eropa, sehingga indeks dolar AS secara mingguan turun 0,66 persen pada 93.53. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau menguat ke 1.1768 pasca meredanya ketegangan politik Italia dengan terbentuknya pemerintahan baru d Italia. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.1698 dan 1.1627, sementara resistance pada 1.1837 dan kemudian 1.1916.
Poundsterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.3411 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3493 dan kemudian 1.3583, sedangkan support pada 1.3340 dan 1.3295. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 109.37. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 110.14 dan 111.08, serta support pada 108.79 serta level 107.83. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah ke level 0.7597. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7644 dan 0.7725, sementara support level di 0.7544 dan 0.7489.
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat terbantu penguatan bursa Wall Street dan penguatan saham teknologi. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau menguat ke level 22695. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 23107 dan 23674, sementara support pada level 21128 dan lalu 20685. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 30958. Minggu ini akan berada antara level resistance di 31425 dan 31953, sementara support di 30444 dan 29916.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau mengalami kenaikan. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat ke level 25317, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 25926 dan 26602, sementara support di level 24703 dan 24234. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 2779, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2829 dan 2870, sementara support pada level 2752 dan 2711.
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau menguat menjelang KTT G7 yang dikuatirkan tidak tercapai ketidaksepakatan perdagangan, sehingga berakhir dalam harga emas spot yang menguat ke level $1298.59 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1311 dan berikut $1326, serta support pada $1290 dan $1282.
Kembali perkembangan politik dan perdagangan mempengaruhi pasar global minggu lalu, bagaimana minggu ini? Tampaknya masih akan memberikan pengaruh. Hasil KTT G7 yang tidak mencapai kesepakatan, juga rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, diperkirakakan menjadi sentiment kuat yang perlu dicermati minggu ini. Ya, bagi Anda para investor, carilah sentimen penggerak itu. Karena itu ikuti terus vibiznews.com, website investasi yang menyajikan sumber dan informasi yang dapat menggerakkan pasar global, bagi Anda pembaca setia Vibiznews. Selamat beraktifitas dan menjalani tugas Anda dengan semangat!
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group