Emas Minggu Lalu & Minggu Ini

782

(Vibiznews-Commodity) Emas diperdagangkan dibawah tekanan pada hari Jumat minggu lalu, dengan emas berjangka bulan Agustus turun $25.90, dan ditutup pada $1282.30. Penurunan yang tajam ini berbarengan dengan aksi jual banyak komoditas lainnya. Penurunan yang tajam dalam harga emas, gandum, dan komoditi lainnya mendominasi aktifitas perdagangan pasar berjangka pada hari Jumat yang lalu.

Penurunan yang tajam dari harga emas ini kontras dengan aktifitas belakangan ini dimana baik emas dan perak bergerak secara tandem dengan dolar AS yang sangat kuat.

Peristiwa utama yang terjadi pada hari Jumat minggu lalu adalah bahwa Presiden Donald Trump mengumumkan pengenaan tarif senilai $50 miliar atas barang-barang impor dari Cina. Impor barang Cina yang berisi industri tehnologi yang signifikan akan dibebani tariff 25%.

Sudah menjadi pandangan umum bahwa pengenaan tarif akan menaikkan level keprihatinan atas iklim geopolitik, yang pada gilirannya akan menjadi “bullish” bagi emas yang merupakan asset “safe-haven”. Namun, apa yang terjadi pada hari Jumat yang lalu malah sebaliknya.

Jadi apa yang merupakan penyebab turunnya harga emas sebanyak $25?

Jawaban yang masuk akal adalah bahwa itu disebabkan oleh kombinasi dari beberapa faktor. Minggu lalu ada empat peristiwa utama yang dimulai dengan pertemuan G7 yang mengakibatkan perselisihan antara Amerika Serikat dengan anggota yang lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan pertemuan Amerika Serikat dengan Korea Utara dan diakhiri dengan pertemuan FOMC pada bulan ini dan pengumuman dari bank sentral Uni Eropa bahwa mereka akan segera mengakhiri kebijakan moneter “quantitative easing” mereka.

Pengumuman oleh European Central Bank (ECB) ini menyebabkan kenaikan nilai dolar AS khususnya terhadap euro.

Saat ini untuk pertama kalinya sejak tahun 2008 baik Amerika Serikat dan zona Euro berada dalam proses normalisasi kebijakan moneter “quantative”. Pergerakan kebijakan yang utama ini adalah faktor yang paling kuat yang menyebabkan aksi jual emas pada hari Jumat yang lalu.

Minggu ini harga emas kelihatannya akan menghadapi tekanan jual, dibebani oleh momentum naiknya dolar AS dengan kebijakan moneter antara Amerika Serikat dan Eropa masih berlanjut berseberangan.

Namun, meskipun lemahnya metal kuning dalam jangka pendek, beberapa analis enggan untuk melihat penurunan yang signifikan atas metal kuning ini karena ketidakpastian geopolitik masih tetap tinggi ditengah-tengah meningkatnya perang dagang antara AS dan Cina.

Walaupun emas kelihatannya akan turun, para analis mengatakan pasar masih akan mandek di dalam “range”. Keatas, para analis mengatakan bahwa harga emas perlu menembus tahanan keatas $1,308 per ons untuk menarik para investor kembali kepasar. Kebawah, emas bisa menarik lebih banyak tekanan jual jika harga emas menembus kebawah “support” kritis pada $1.280 per ons.

Ricky Ferlianto/VBN/Head of III, Vibiz Consulting Group

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here