Bursa Wall Street Merosot; Perang Dagang AS-China Terus Berlanjut

819

(Vibiznews – Index) Bursa Saham AS jatuh pada akhir perdagangan Rabu dinihari (20/06) terpicu perang dagang AS – China yang terus berlanjut, setelah ancaman terbaru Presiden Donald Trump ke China.

Indeks Dow Jones jatuh 287,26 poin atau 1,15 persen pada 24.700,21, dengan saham Boeing, DowDuPont dan Caterpillar sebagai saham berkinerja terburuk dalam indeks. Indeks 30-saham ini juga menghapus semua kenaikan untuk tahun ini dan membukukan penurunan beruntun enam hari, terpanjang sejak Maret 2017.

Indeks S & P 500 turun 0,4 persen menjadi 2,762.45, dengan sektor material, industri dan teknologi tertinggal.

Indeks Komposit Nasdaq ditutup 0,3 persen lebih rendah pada 7,725.59.

Kedua indeks sempat turun lebih dari 1 persen pada awal sesi.

Saham dari beberapa produsen chip terbesar jatuh karena eksposur besar mereka ke China. Qualcomm dan Nvidia keduanya turun 0,9 persen. Perusahaan peralatan semikonduktor dan semikonduktor memiliki eksposur pendapatan 52 persen ke China, menurut laporan terbaru dari Morgan Stanley.

Ford Motor, yang juga melakukan sejumlah besar bisnis di China, melihat sahamnya mundur sekitar 0,8 persen. Sementara itu, Caterpillar dan Boeing – dianggap menjadi dua indikator untuk ketegangan perdagangan di Wall Street – keduanya turun setidaknya 3,5 persen.

Saham perusahaan kereta api dan pengirim paket turun karena kekhawatiran perang dagang akan memperlambat ekonomi dan mengurangi jumlah barang impor untuk mereka untuk dikirim ke seluruh negeri. FedEx dan J.B. Hunt keduanya turun lebih dari 1,5 persen. CSX kehilangan 1,9 persen.

Trump meminta Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat untuk mengidentifikasi barang-barang Cina senilai $ 200 miliar untuk tarif tambahan, dengan tarif 10 persen. Jika China “menolak untuk mengubah praktiknya” dan bersikeras melanjutkan dengan tarif baru yang baru-baru ini diumumkan, maka pungutan tambahan akan dikenakan di Beijing, Trump mengatakan Senin malam.

Segera setelah itu, Kementerian Perdagangan China mengeluarkan tanggapan, menyatakan bahwa ancaman terbaru dari tarif lebih melanggar negosiasi dan konsensus sebelumnya yang dicapai antara AS dan China. “Amerika Serikat telah memulai perang dagang yang melanggar hukum pasar dan tidak sesuai dengan tren perkembangan global saat ini,” kata kementerian itu.

Ketegangan lebih lanjut dalam hubungan AS-China dapat berakhir menekan beberapa perusahaan AS paling ikonik, kata analis. Seperti perusahaan modern paling ikonik di Amerika, Apple, selama tiga tahun menjual lebih banyak iPhone ke China Raya daripada ke AS. Jadi pada akhirnya, jika AS benar-benar mengambil sikap berperang seperti ini, akan menimbulkan masalah.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Wall Street akan bergerak lemah jika ketegangan perdagangan AS-China terus berlanjut. Jadi perlu dicermati perkembangan hubungan dagang AS-China pada hari ini.

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here