Market Outlook, 25-30 June 2018

1183

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu pasar modal di Indonesia kembali merosot, terpengaruh pelemahan bursa global karena kekuatiran perang dagang AS-China yang terus berlanjut. Secara mingguan IHSG berada pada level 5,821.81. Untuk minggu berikutnya (25–29 Juni) IHSG kemungkinan berpeluang naik dengan potensi pulihnya bursa global dengan meredanya ketegangan perang dagang AS dengan China. Secara mingguan, IHSG berada antara support level di posisi 5720 dan kemudian 5620, sedangkan resistance level di 5920 dan kemudian 6020.

Mata uang rupiah secara mingguan menguat ke level Rp14,075. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 14,117 dan 14,145, sementara support di level 13,990 dan 13,899.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data New Home Sales Mei AS pada Senin malam; data Durable Goods Orders Mei AS dan data persediaan minyak mentah mingguan EIA pada Rabu malam; GDP Growth Rate QoQ Final Q1 AS pada Kamis malam; data Personal Income dan Personal Spending Mei AS pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa data Ifo Business Climate Juni Jerman pada Senin sore; pidato Gubernur BOE pada Rabu sore; GfK Consumer Confidence Juli Jerman pada Kamis siang; Business Confidence Juni Zona Eropa pada Kamis sore, dan malamnya dirilis Inflation Rate Juni Jerman; Gfk Consumer Confidence Juni Inggris pada Jumat pagi dan sorenya dirilis data Unemployment Rate Juni Jerman dan GDP Growth Rate QoQ Final Q1 Inggris.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data perdagangan Indonesia pada Senin siang; keputusan suku bunga BI pada Kamis sore; Unemployment Rate Mei Jepang pada Jumat pagi dan siangnya ada Consumer Confidence Juni Jepang.

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar melemah tertekan perang dagang AS-China yang terus berlanjut sementara mata uang saingannya seperti Euro dan Poundsterling menguat, dimana indeks dolar AS secara mingguan turun 0,27 persen pada 94.52. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau menguat ke 1.1652 pasca menguatnya data aktifitas bisnis negara-negara zona Eropa. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.1573 dan 1.1470, sementara resistance pada 1.1744 dan kemudian 1.1816.

Poundsterling minggu lalu terlihat melemah ke level 1.3253 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3333 dan kemudian 1.3402, sedangkan support pada 1.3187 dan 1.3119. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 109.96. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 110.25 dan 110.82, serta support pada 109.21 serta level 108.53. Sementara itu, Aussie dollar terpantau datar ke level 0.7439. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7516 dan 0.7597, sementara support level di 0.7384 dan 0.7265.

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum merosot tajam terpicu kekuatiran perang dagang AS-China. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau merosot ke level 22517. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 23004 dan 23545, sementara support pada level 22077 dan lalu 21561. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir merosot ke level 29339. Minggu ini akan berada antara level resistance di 29886 dan 30338, sementara support di 28832 dan 28380.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau mengalami penurunan. Indeks Dow Jones secara mingguan melemah ke level 24581, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 244995 dan 25314, sementara support di level 24464 dan 24312. Index S&P 500 minggu lalu turun ke level 2755, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2788 dan 2813, sementara support pada level 2725 dan 2694.

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau melemah terpicu penguatan dolar AS dan kekuatiran kenaikan suku bunga, sehingga membawa turun harga emas spot ke level $1269.17 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1283 dan berikut $1290, serta support pada $1258 dan $1248.

Minggu lalu pasar diwarnai dengan berlangsung lagi perang dagang AS dengan China yang menekan pasar keuangan secara global. Sentimen terkait negara ekonomi besar seperti AS, China, dapat memberikan pengaruh penting bagi pasar keuangan. Jadi memang bagi Anda investor, jangan lewatkan berita-berita terkait perkembangan ekonomi, perdagangan, politik negara-negara besar. Karena itu Anda para investor jangan bergenti terus mencermati update dan berita, baik regional maupun global. Kami, vibiznews.com, website investasi yang menyajikan sumber dan informasi akan menemani Anda pembaca setia Vibiznews. Maju terus meraih sukses dan keuntungan!

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here