(Vibiznews – Commodity) – Harga tembaga di bursa berjangka komoditi kehilangan lebih banyak pada hari Selasa akibat tekanan dari meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan konsumen logam industri China.
Harga seng turun, diperdagangkan pada harga terendah di sesi terakhir sejak awal Agustus karena persediaan meningkat membebani pasar.
Pertikaian perdagangan AS-China adalah menempatkan tekanan pada komoditas dan pasar keuangan. Seorang pejabat pemerintah mengatakan kepada Reuters, pada hari Minggu kemarin, bahwa Departemen Keuangan telah menyusun peredaman yang akan memblokir perusahaan dengan “teknologi industry yang signifikan” sedikitnya 25 persen kepemilikan China saat membeli perusahaan AS.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, pada hari Senin mengatakan pembatasan investasi yang akan datang tidak akan spesifik ke China, tetapi akan berlaku “untuk semua negara yang mencoba untuk mencuri teknologi kami.”
Harga tembaga untuk kontrak tiga bulan di London Metal Exchange turun 0,7 persen pada $ 6,707.50 per ton, pada pukul 02:52 GMT, dan kontrak tembaga yang diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange turun 0,9 persen menjadi 51.400 yuan ($ 7,841.70) per ton.
Untuk harga seng, patokan LME turun 0,7 persen menjadi $ 2,838.50 per ton setelah jatuh di sesi sebelumnya menjadi $ 2.835, harga terlemah sejak 7 Agustus Di China, harga seng jatuh ke terendah sejak awal Agustus di 22.380 yuan per ton .
Data persediaan seng di gudang, yang siap untuk dikirim, yang dicatat di London Metal Exchange naik 2.300 ton menjadi 241.525 ton. Persediaan seng telah melonjak 83 persen sejak awal Maret.
Bank sentral China mengatakan pada hari Minggu akan memotong jumlah uang tunai yang harus di pegang sebagai cadangan sebesar 50 basis poin (bps), yang akan merilis $ 108 miliar likuiditas, untuk mempercepat laju pemberian pinjaman kepada perusahaan yang lebih kecil.
Selasti Panjaitan/VBN/Coordinating Partner Vibiz Consulting Group
Editor : Asido Situmorang
