(Vibiznews – Commodity) Harga minyak sawit turun meninggalkan harga tertinggi dua minggunya yang terjadi pada hari kemarin karena tekanan penguatan dari kurs ringgit.Kurs ringgit meningkat 0.05% terhadap dolar menjadi 4.0380. Penguatan dari ringgit membuat harga minyak sawit menjadi mahal untuk mata uang lainnya.
Harga minyak sawit September di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 0.7% menjadi 2,326 ringgit ($576.03) per ton pada penutupan pasar menghentikan kenaikan dua hari. Harga minyak sawit naik 1.8% pada minggu ini tapi masih turun 4.2% pada bulan ini, pada tahun ini turun 7.1% sejak awal tahun. Volume trading sebesar 38,254 lot dari 25 ton per lot.
Permintaan minyak sawit menyusut pada minggu ini, dengan pengirimannya turun 12.6 sampai 14.1% dari 1-25 Juni dari minggu depan, demikian laporan dari surveyors.Societe Generale de Surveillance (SGS) melaporkan bahwa ekspor minyak sawit Malaysia selama 1 – 25 Juni turun 14.1% menjadi 862,215 ton dari 1.004 juta ton pengiriman tanggal 1-25 Mei . Produksi minyak sawit Malaysia sebagai produsen minyak sawit terbesar ke dua di dunia turun 2.1% dari bulan Mei menjadi 1.53 juta ton. Turunnya produksi karena sawit dari Malaysia dikirim ke Indonesia karena penggilingan libur selama bulan puasa akibatnya pekerjanya tidak ada.
Permintaan dari India turun karena naiknya bea import dan Malaysia menaikkan pajak export sehingga harga minyak sawit turun. India sebagai pembeli utama dari minyak sawit hanya mengimport 500,000 ton pada bulan Juni, turun dari pembelian biasanya sebesar 800,000 – 850,000 ton.
Harga minyak kedelai Desember di Chicago naik 0.03% sementara harga minyak kedelai di China Dalian Commodity Exchange naik 0.2%. Harga minyak sawit Dalian September naik 1.1% .
Loni T / Analyst Vibiz Research Centre – Vibiz Consulting Group