(Vibiznews – Commodity) – Pada awal bulan Juli ini harga biji-bijian mengalami penurunan bahkan terancam akan mengalami penurunan terus, karena laporan ekspor pada bulan lalu menurun dan pembelian terus berkurang, sedangkan area penanaman lebih luas dan panen berjalan lancar.
Harga kedelai September turun 10 sen menjadi $8.59 ¼ perbushel. Harga kedelai kembali turun sampai menyentuh harga terendah tanggal 19 Juni.
Laporan area penanaman yang makin luas pada hari Jumat minggu lalu dan masih adanya perang dagang antara AS dan Cina yang belum mencapai kesepakatan akan merupakan ancaman untuk turunnya harga kedelai.
Laporan ekspor dari USDA sebesar 849,204 MMT pada minggu ini sampai dengan 28 Juni, peningkatan 332,000 MT dari minggu lalu, dan 3 kali lebih besar pada minggu ini 2017. Persediaan minyak kedelai naik 0.48% lebih besa dari bulan April dan turun 11.3% dari April. Laporan NAS mengatakan tanaman kedelai baru berbunga 27% pada 1 Juli 2018, masih diatas normal sebesar 13%, lebih baik dari tahun lalu dimana pada periode yang sama sebesar 17%.
Harga jagung September turun 12 ½ sen menjadi $3.47 per bushel.
Laporan eksport jagung pada hari Senin pagi sampai tanggal 28 Juni adalah sebesar 1,537,871 MT, lebih rendah dari minggu lalu tapi lebih besar 36.43% pada periode yang sama pada tahun lalu. The International Grain Council menurunkan perkiraan panen jagung menjadi 1.052 milyar ton, penurunan 3 MMT dari bulan lalu. Laporan USDA tentang panen menunjukkan bahwa 17% dari ladang sudah dipanen sampai hari Minggu, lebih cepat 9% dari panen normalnya. Laporan USDA mengatakan bahwa ada peningkatan produksi etanol yang berasal dari jagung pada bulan Mei menjadi 470.404 mbu, peningkatan sebesar 5.63% dari bulan April dan 3.85% lebih besar dari tahun lalu.
Harga gandum Juli turun 17 ¼ sen menjadi $4.80 ¼ per bushel.
Laporan ekspor gandum sampai 29 Juni sebesar 40,131 MT turun 324,131 dibanding dengan laporan minggu lalu dan juga penurunan sebesar 37.55% dari tahun lalu pada periode yang sama.Total export pada tahun ini hanya sebesar 1.325 MMT sangat rendah dibanding tahun lalu. Ekspor gandum juga berkurang akibat dari perang dagang antara AS dan Cina, Cina yang merupakan importir gandum nomor empat terbesar dari AS sebesar 19.95 juta bushel, sekarang tidak lagi membeli gandum dari AS. Sementara itu negara Asia lainnya seperti Filipina, Jepang, Taiwan dan Korea Selatan juga mengurangi pembeliannya, sehingga harga gandum akan terus turun.
Sementara itu panen untuk gandum musim dingin sampai hari Minggu terlihat lambat baru sebesar 51% dari ladang gandum di panen, hanya 2 % diatas normalnya sebesar 49%. sementara gandum musim semi terlihat lebih cepat sebesar 58% sudah dipanen masih diatas 10% dari normalnya sebesar 48% .
Loni T / Analyst Vibiz Research Centre – Vibiz Consulting Group