(Vibiznews – Commodity) Harga emas jatuh pada hari Rabu sore (11/07) karena dolar menguat terhadap yuan setelah Amerika Serikat mengancam untuk memberlakukan tarif tambahan pada barang-barang China, meningkatkan ketegangan perdagangan antara dua negara terbesar di dunia.
Pemerintahan Trump meningkatkan ketegangan dalam sengketa perdagangannya dengan China, mengancam 10 persen tarif pada daftar impor China senilai $ 200 miliar.
Berita itu muncul setelah Washington memberlakukan tarif 25 persen pada $ 34 miliar impor China pekan lalu. Beijing segera menanggapi dengan mengenakan tarif dengan nilai yang sama dari barang-barang AS yang diekspor ke China.
Harga emas spot LLG 0,3 persen lebih rendah pada $ 1,251.43 per ons pada 0710 GMT. Pada sesi sebelumnya, emas mencapai level terendah satu minggu di $ 1,246.81 per ons.
Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus 0,3 persen lebih rendah pada $ 1,252.30 per ons.
Yuan offshore China jatuh serendah 6,6918 per dolar, turun lebih dari 0,5 persen dari level AS akhir dan merayap mendekati level terendah 11 bulan di 6,7344 yang disentuh pada 3 Juli.
Dolar AS yang lebih kuat membuat emas mahal bagi pemegang mata uang lainnya karena komoditi dihargai dalam dolar.
Di antara logam mulia lainnya, perak merosot 0,8 persen menjadi $ 15,92 per ons dan platinum 0,5 persen lebih rendah pada $ 837,70 per ons. Pada awal sesi, kedua logam jatuh ke titik terendah sejak 3 Juli.
Palladium turun 0,4 persen pada $ 938,03 per ons, setelah sebelumnya jatuh ke level terendah dua minggu di $ 934,35.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga emas akan lanjutkan pelemahan dengan penguatan dolar AS terhadap Yuan selama perang dagang berlangsung. Harga emas diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Support $ 1,249-$ 1,247, dan jika harga naik akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 1,253-$ 1,255.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group
