(Vibiznews-Commodity) Harga emas pada hari Jumat di dominasi oleh valuasi “greenback”. Indeks dolar AS, yang ditutup setiap hari sepanjang minggu lalu pada teritori positip, melanjutkan kenaikannya ke ketinggian selama 2 minggu di 95 pada hari Jumat. Namun, indeks dolar AS kehilangan daya tariknya pada awal sesi Amerika Utara dan mulai kehilangan keuntungannya, menolong emas naik dari kerendahannya. Pada saat itu indeks dolar AS naik hanya 0.06% pada 94.63.
Data dari Amerika Serikat pada hari Jumat menunjukkan bahwa angka awal dari Indeks Sentimen Konsumen dari Universitas Michigan turun ke 97.1 lebih rendah daripada yang diperkirakan oleh pasar sebesar 98.2. Laporan tersebut menyoroti meningkatnya keprihatinan mengenai potensi dari pengaruh negatif dari kebijakan ekonomi pemerintah Trump terhadap ekonomi AS.
Minggu ini pasar emas akan tetap tergantung kepada dolar AS. Sebagian analis memperingati bahwa penurunan metal yang terjadi sejak bulan April diperkirakan tidak akan berubah segera. Emas sedang menuju minggu dalam teritori negatif dengan kejatuhan keempat dalam lima minggu dengan harga emas telah jatuh ke kerendahan selama 12 bulan.
Kelemahan emas datang karena indeks dolar AS terus diperdagangkan dekat ketinggian 12 bulan, terakhir diperdagangkan pada 94.85.
Di dalam minggu yang penuh dengan kefrustrasian bagi para investor emas, metal kuning telah mengabaikan semua data positip yang fundamental, termasuk meningkatnya ketegangan geopolitik, tekanan inflasi dan tingkat bunga riil yang negatif.
Analis komoditi pada Commerzbank dalam laporannya pada hari Jumat mengatakan,”Emas tetap seratus persen tenang. Atau dengan perkataan lain – tidak peduli apapun yang terjadi, harga emas tidak akan naik secara signifikan.”
Mereka kemudian menambahkan:”Mengapa emas tidak mengambil keuntungan dari kekacauan yang sedang terjadi sekarang adalah sesuatu yang menjadi teka-teki bagi kami yang bertambah-tambah setiap hari. Kami percaya harga emas telah dibawah dari nilai sesungguhnya dan mengharapkan pemulihan yang berarti pada paruh waktu kedua dari tahun ini.”
Hal yang positip bagi emas adalah kenyataan bahwa tingkat bunga riil telah turun ke teritori negatif. Di dalam sebuah laporan pada hari Kamis minggu lalu, Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan bahwa Consumer Price Index tahunan mereka naik menjadi 2.9%, level tertinggi dalam waktu lebih dari enam tahun. Inflasi sekarang diatas imbal hasil obligasi 10 tahun, yang pada saat ini diperdagangkan pada 2.83%. Para investor yang membeli Treasuries 10 tahun sedang mengalami kerugian tujuh basis poin atas investasi mereka karena meningkatnya inflasi.
Namun, Lukman Otunuga, analis riset pada FXTM mengatakan para investor bisa membuang semua fundamental yang positip bagi emas sepanjang ekonomi AS, meningkatnya tingkat bunga dan kenaikan dolar AS terus mendominasi pasar.
Dia mengatakan,”Para investor lebih memperhatikan nilai daripada dolar AS daripada emas. Perlu ada sesuatu yang ekstrim untuk bisa mendorong naik harga emas dan kami tidak melihat sesuatupun di horizon.”
Otunuga menambahkan bahwa pasar dan investor sedang mati rasa dan tidak peduli dengan bertumbuhnya ancaman perang dagang global. Dia menjelaskan bahwa momentum yang kuat dari ekonomi AS telah mengurangi kebutuhan atas asset safe-haven.
Walaupun ada banyak ketidak pastian, nampaknya dolar AS terus mencuri posisi emas sebagai safe-haven yang baru. Sentimen ekonomi terhadap ekonomi AS sedang “bullish” secara ekstrim sehingga investor lebih cenderung membeli dolar AS dan saham daripada emas.
Ricky Ferlianto/VBN/Head of III, Vibiz Consulting Group
Editor: Asido