(Vibiznews – Commodity) – Setelah sepanjang perdagangan pekan lalu pergerakan harga gula alami tekanan yang cukup dalam hingga anjlok ke posisi terendah dalam 43 bulan, di awal pekan harga masih lanjutkan tekanan lebih dalam lagi. Turunnya harga gula sepekan terakhir dipicu oleh laporan meningkatnya pasokan global.
Secara fundamental lemahnya perdagangan gula di penagruhi oleh laporan pasokan yang melimpah di India dan Thailand, dimana pasokan kedua produsen ini cukup untuk menutupi kekurangan pasokan di produsen utama Brazil.
Penutupan bursa ICE New York pada Selasa (31/07), harga gula berjangka untuk kontrak paling ramai yaitu bulan Oktober turun 0,06 sen atau 0,6 persen dari posisi akhir perdagangan sebelumnya ke posisi $ 10,82 per pound. Pekan lalu harga sudah jatuh ke posisi $ 10,8 sen, yang merupakan terendah sejak 26 April.
Penurunan harga juga terjadi pada gula putih berjangka, terpantau akhir perdagangan harga gula putih turun $ 3,10 atau 1 persen menjadi $ 320,80 per ton.
Analis Vibiz Research Center melihat untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, harga gula berjangka yang diperdagangkan di bursa New York diperkirakan bergerak turun kembali jika dollar AS bergerak naik terus. Harga akan bergerak pada kisaran support $10,75 hingga $10,05 dan jika terjadi perubahan arah positif akan naik menuju kisaran resisten $11,02 hingga $12,05 .
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang