(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu pasar modal di Indonesia masih menguat walau sempat tergerus dari mingguan tertingginya ketika bursa kawasan Asia di tengah menurun. Secara mingguan IHSG ditutup menguat ke level 6,007.540. Untuk minggu berikutnya (6-10 Agustus) IHSG masih berpeluang menguat dengan peluang bargain hunting dari investor asing dengan tetap memerhatikan situasi bursa kawasan juga. Secara mingguan, IHSG berada antara support level di posisi 5910 dan kemudian 5842, sedangkan resistance level di 6116 dan kemudian 6220.
Mata uang rupiah secara mingguan melemah ke level Rp14,488 sekalipun dollar perlahan kembali menanjak di pasar global. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 14,560 dan 14,620, sementara support di level 14,368 dan 14,298.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
- Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Crude Oil Inventories pada Rabu malam; disambung dengan rilis PPI m/m pada Kamis malam; berikutnya data Core CPI m/m pada Jumat malam.
- Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Halifax HPI m/m pada Selasa sore; selanjutnya rilis Prelim GDP q/q Inggris pada Jumat sore.
- Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis pengumuman RBA (Australia) Rate Statement pada Selasa pagi yang diperkirakan bertahan pada level 1.50%; kemudian berupa rilis pengumuman RBNZ (New Zealand) Rate Statement pada Kamis subuh yang diperkirakan bertahan pada level 1.75%.
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar berlanjut menguat di tengah pasar yang digoyang oleh tensi perang dagang yang meningkat antara AS dengan China, dimana indeks dolar AS secara mingguan menguat ke 95.20. Sementara itu, pekan lalu Euro terhadap Dollar terpantau melemah ke 1.1566 tertekan peningkatan inflasi AS dan ketegangan perdagangan. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.1526 dan 1.1509, sementara resistance pada 1.1790 dan kemudian 1.1851.
Poundsterling minggu lalu terlihat melemah ke level 1.3001 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3292 dan kemudian 1.3362, sedangkan support pada 1.2957 dan 1.2773. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat ke level 111.25. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 113.13 dan 113.50, serta support pada 110.58 serta level 110.28. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah tipis ke level 0.7395. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7441 dan 0.7483, sementara support level di 0.7310 dan 0.7302.
Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum melemah meningkatnya lagi tensi perang dagang AS – China. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau melemah ke level 22540. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 22945 dan 23010, sementara support pada level 22340 dan lalu 21740. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 27564. Minggu ini akan berada antara level resistance di 29094 dan 29956, sementara support di 27278dan 26880.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau mengalami penguatan di antaranya terdorong oleh naiknya saham Apple yang menambahkan nilai kapitalisasi pasar US$1 triliun-nya. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat ke level 25451.42, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 25582 dan 25800, sementara support di level 24979 dan 24659. Index S&P 500 minggu lalu menanjak ke level 2839.45, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2847 dan 2872, sementara support pada level 2794 dan 2770.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau melemah terpicu oleh penguatan dolar AS, sempat rebound karena data tenaga kerja yang mengecewakan, sehingga harga emas spot turun tipis ke level $1213.06 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1248 dan berikut $1265, serta support pada $1204 dan $12041194.
Isyu gejolak keuangan oleh perang dagang antara AS dengan China terus mengemuka. Isyu lain, rencana the Fed mengangkat suku bunganya bisa begitu menggerakkan pasar. Kita melihat bahwa faktor fundamental ekonomi serta politik begitu signifikan dalam memengaruhi pasar. Bagi investor lokal yang, katakanlah, bukan berlatar belakang pendidikan ekonomi kadang tidak mudah untuk memahami dinamika berbagai indikator perekonomian dan yang terkait tersebut. Kendala itu bukan merupakan masalah kalau Anda terus menyimak berita dan analisis pasar di vibiznews.com. Banyak orang telah mengakuinya. Terima kasih tetap bersama kami karena kami hadir demi mendukung sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews! Bagi Anda yang baru kembali dari liburan panjang, disampaikan selamat berkarya lagi. Salam sukses!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group
Editor: Asido