(Vibiznews – Commodity) Harga Emas bergerak naik pada hari Kamis (09/08) terbantu stabilnya mata uang yuan.
Emas telah sangat berkorelasi dengan yuan dalam beberapa pekan terakhir, dengan mata uang China bertindak sebagai indikasi untuk kekhawatiran tentang ketegangan perdagangan China-AS.
Yuan stabil terhadap dolar dengan kewaspadaaan terhadap potensi langkah kebijakan untuk menstabilkan mata uang China.
Terhadap sekeranjang mata uang, indeks dolar AS naik berkat memanasnya ketegangan geopolitik di seluruh dunia, meskipun para pedagang mengatakan dolar AS membutuhkan dorongan baru atau eskalasi ketegangan perdagangan untuk bergerak lebih tinggi.
Dolar yang kuat membuat emas yang dihargakan dalam dolar lebih mahal bagi investor non-AS.
Harga emas spot LLG naik 0,1 persen pada $ 1,214.75 per ons, setelah naik 0,2 persen di sesi sebelumnya.
Harga emas berjangka AS naik 0,1 persen pada $ 1,222.40.
China mengatakan Rabu malam akan mengenakan tarif pembalasan 25 persen atas impor senilai US $ 16 miliar.
Juga pada hari Rabu, Washington mengatakan akan memberlakukan sanksi baru pada Rusia setelah memutuskan Moskow telah menggunakan agen saraf terhadap mantan agen Rusia dan putrinya di Inggris.
Emas, komoditas safe haven, sebagian besar gagal mengambil manfaat dari meningkatnya ketegangan geopolitik tahun ini, karena investor telah memilih keamanan dolar atas logam mulia.
Federal Reserve AS telah menaikkan suku bunga dua kali tahun ini dan menargetkan dua kenaikan lagi. Suku bunga AS yang lebih tinggi cenderung meningkatkan hasil dolar dan menekan emas.
Kepemilikan di SPDR Gold Trust, emas terbesar di dunia yang didukung bursa ETF, turun 0,18 persen menjadi 786,08 ton pada hari Rabu, mencapai terendah sejak Agustus 2017.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga emas akan mencermati pergerakan dolar AS, yang jika menguat akan menekan harga emas dan sebaliknya. Harga diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $ 1,213-$ 1,210, dan jika naik akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 1,217-$ 1,220.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group