(Vibiznews – Index) – Pasar saham Asia merayap hati-hati ke level yang lebih tinggi pada Senin karena investor menunggu perkembangan perundingan dagang antara AS dan China, sementara tingginya resiko pada pergerakan mata uang yuan China dan lira Turki.
Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,3 persen pada awal perdagangan, dipimpin bursa Korea Selatan dengan kenaikan 0,6 persen.
Nikkei Jepang bergerak datar sama seperti yen terhadap dolar, EMini berjangka untuk S & P 500 naik tipis 0,08 persen.
Kantor Perwakilan Dagang AS, Jumat itu dua kali lipat panjang dengar pendapat tarif pada berikutnya $ 200 miliar senilai barang Cina untuk enam hari dari sebelumnya direncanakan tiga karena permintaan yang luar biasa dari perusahaan untuk bersaksi.
Lira Turki bergerak stabil, berada di 5.9800 per dolar pada Senin pagi.
Bank sentral Qatar dan Turki telah menandatangani kerjasama dibidang swap mata uang untuk menyediakan likuiditas dan dukungan untuk stabilitas keuangan, demikian pernyataan bank sentral Qatar pada hari Minggu.
Risalah pertemuan kebijakan Federal Reserve untuk bulan Agustus yang jatuh tempo pada hari Rabu harus menunjukkan optimisme pembuat kebijakan terhadap ekonomi dan berkomitmen untuk kenaikan tingkat suku bunga secara bertahap.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan para gubernur bank sentral lainnya bertemu di Jackson Hole dari hari Jumat untuk membahas akar penyebab inflasi yang sangat rendah, pertumbuhan upah yang lambat dan rendahnya peningkatan produktivitas.
Prospek kenaikan suku bunga AS telah mendukung dolar, meskipun mata uang terpukul pada hari Jumat karena risk appetite meningkat sedikit.
Indeks dolar stabil pada 96,129 pada hari Senin, setelah jatuh hampir 0,6 persen pada akhir pekan lalu.
Euro berada di $ 1,1435 setelah memantul dari level terendah 13-bulannya yaitu di $ 1,1297 pada pekan lalu, sementara dolar diparkir di 110,47 yen dan hanya di atas posisi terendah baru-baru ini di 110,11 / 31.
Di pasar komoditas, harga emas bergerak datar di $ 1,184.19 per ounce, telah menderita kerugian mingguan terbesar sejak Mei 2017 dan mencapai terendah 19-bulan di $ 1,159.96 minggu lalu.
Tren kenaikan dolar AS juga menekan harga minyak. Harga minyak minyak mentah AS turun untuk tujuh minggu berturut-turut dan patokan global Brent untuk minggu ketiga.
Pada hari Senin pagi, Brent 12 sen lebih rendah pada $ 71,71 per barel, sementara minyak mentah AS turun 13 sen menjadi $ 65,78.
Selasti Panjaitan/VBN/Coordinating Partner of Wealth Planning Services
Editor : Asido Situmorang