(Vibiznews – Commodity) – Harga emas dunia terpantau naik lagi secara bertahap pada perdagangan Jumat siang (21/9), menyentuh level tertinggi satu minggunya karena dolar yang melemah oleh surutnya kekhawatiran perang perdagangan China-AS.
Spot emas naik 0,1 persen ke level $1,208.59 pada Jumat siang WIB, setelah sempat menyentuh titik tertingginya sejak 13 September di $1,210.01. Harga emas terpantau telah meningkat 1,3 persen sepanjang minggu ini. Emas berjangka AS naik 0,1 persen pada $1,212.70 per ounce.
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, siang WIB ini cenderung flat di level 93,92 dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 93,89.
Tarif impor baru dari AS dan China telah ditetapkan pada tingkat yang lebih rendah minggu ini dari yang diperkirakan sebelumnya. Ini meningkatkan harapan pasar bahwa permusuhan antara dua ekonomi terbesar di dunia ini mungkin akan mereda.
Harga emas telah merosot sekitar 12 persen sejak April lalu, dihantam konflik perdagangan AS yang meningkat serta kenaikan suku bunga AS. Investor telah memilih membeli dolar dengan keyakinan bahwa Amerika Serikat memiliki lebih sedikit kehilangan dari dampak perselisihan ini. Tetapi suatu gejala pelemahan dolar mungkin menunjukkan investor mulai khawatir tentang dampak dari tarif pada perekonomian AS.
Sementara itu, analis Vibiznews melihat bahwa spot emas dunia masih tetap di sekitar rentang konsolidasinya selama 4 minggu terakhir setelah sebelumnya terjebak dalam downtrend dari awal April lalu, sedangkan dollar tertekan di area 2,5 bulan terendahnya karena berkurangnya permintaan dollar saat naiknya preferensi risiko di pasar. Harga emas, kalau terus tertekan, akan menuju level support di $1.187,30 dan $1.159,79. Sedangkan, bila terdongkrak ke atas akan menuju ke level resistant $1.213,86 dan level $1.220,69.
Di dalam negeri, harga emas ANTAM terpantau stabil di level harga Rp671.000 per gramnya, dibandingkan harga pada Kamis kemarin di Rp671.000 juga.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group
Editor: Asido
