(Vibiznews – IDX) – Dalam perdagangan bursa saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) awal pekan Senin sore ini (24/9) terpantau merosot cukup tajam -1,27% atau -75,524 poin ke level 5.882,220 setelah dibuka melemah ke level 5.940,610. Pelemahan IHSG terlihat searah dengan bursa Asia yang umumnya berakhir di zona merah di tengah goncangan kembali perang dagang AS dengan China menyusul berita China membatalkan pembicaraan perdagangannya dengan Amerika Serikat.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) hari ini terpantau melemah ke level Rp 14.860, sementara dollar AS cenderung bertahan flat di pasar Asia dan Eropa setelah menguat semalam di sesi pasar Amerika. Rupiah menguat dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.816.
Mengawali perdagangannya, terlihat IHSG melemah ke level 5.940,61. Indeks LQ45 turun 7,763 poin (0,83%) ke 946,397. Sampai ke istirahat siang, IHSG turun lagi -64,148 poin (1,08%) ke posisi 5.893,596. Indeks LQ45 turun 13,695 poin (1,45%) ke 929,729.
IHSG kemudian semakin lemah di area merahnya dan ditutup melemah 1,27% atau 75,524 poin ke level 5.882,220. Indeks LQ45 juga turun 15,426 poin (1,64%) ke 927,998. Hari ini seluruh dari sepuluh sektor tampak mengalami tekanan. Sektor yang mencatatkan penurunan tertinggi adalah sektor consumer dengan menurun 1,59%, disusul sektor pertambangan yang turun 1,56%.
Tercatat sebanyak 112 saham naik, 268 saham turun dan 122 saham stagnan. Perdagangan saham termasuk moderat dengan frekuensi perdagangan saham tercatat 357.106 kali transaksi sebanyak 9,9 miliar lembar saham senilai Rp 6,673 triliun.
Sementara itu, bursa regional hari ini ditutup mayoritas dalam zona merah, di antaranya Indeks Nikkei yang libur dan Indeks Hang Seng merosot dalam 1,64%.
Sejumlah saham yang masuk jajaran top losers antara lain Indo Tambangraya (ITMG), Bank BRI (BBRI), Adaro Energy (ADRO), dan United Tractors (UNTR).
Analis Vibiznews melihat pergerakan bursa kali ini terseret sentimen negative bursa kawasan Asia, dengan memanasnya lagi tensi konflik dagang antara AS – China, yang juga menekan kembali rupiah. Pelemahan IHSG ini masih memungkinkan bargain hunting mengingat investor asing yang cenderung net buy, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Resistance mingguan saat ini berada di level 6.086 dan 6.117. Sedangkan bila berlanjut tekanan jual di level ini, support ke level 5.781, dan bila tembus ke level 5.621.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group
Editor: Asido



