(Vibiznews – Commodity) – Harga gula mentah dunia terpantau masih turun melanjutkan trend perdagangan akhir pekan yang terpangkas oleh karena anjloknya mata uang Brasil. Sentimen negatif bertambah lagi dari pemberitaan pasar gula di India yang merupakan negara produsen gula terbesar kedua di dunia.
Telah diberitakan bahwa kabinet India menyetujui langkah-langkah untuk mendukung industri gula di musim 2018-2019, yang dimulai pada bulan Oktober. Di antara langkah-langkah tersebut, adanya kenaikan subsidi menjadi 13,88 rupee per 100 kilogram tebu ke pabrik gula dari 5,5 rupee di musim 2017-2018 dan penggantian transportasi.
Harga gula mentah akhir perdagangan bursa New York pada hari Kamis (27/09) pagi ditutup turun 0,46 sen atau 4,4 persen, pada 9,90 sen per pon. Ini merupakan harga terendah dalam lebih dari 1 dekade. Demikian juga untuk harga gula putih kontrak Desember berakhir turun $ 5.80 atau 1,8 persen pada $311.70 per ton, setelah sempat jatuh ke level terendah satu bulan $311.
Harga spot komoditas gula ini di pasar komoditas internasional telah turun lebih dari 15 persen selama 10 sesi terakhir, sebagian karena kekhawatiran akan subsidi gula di negara produsen India.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, analis Vibiz Research Center memperkirakan harga gula berusaha naik kembali oleh bargain hunting dan juga pertimbangan pasar akan turunnya uang dollar AS.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang