(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak naik tipis pada hari Jumat, karena para investor mencoba untuk mengukur dampak potensial pada pasokan dari jelang diberlakukannya sanksi AS terhadap ekspor minyak mentah Iran.
Kontrak berjangka minyak mentah Brent yang paling aktif, untuk Desember, telah meningkat 18 sen, atau 0,22 persen, menjadi $ 81,56 per barel pada 01:26 GMT, mendekati level tertinggi empat tahunnya yaitu di harga $ 82,55 yang dicapai pada hari Selasa.
Dengan berakhirnya kontrak berjangka Brent November nanti pada hari Jumat, kontrak bulan depan akan menjadi kontrak bulan Desember.
Harga minyak mentah AS di bursa berjangka naik 21 sen, atau 0,29 persen, pada $ 72,33 per barel, bergerak naik di jalur untuk kenaikan mingguan.
Sanksi AS atas Iran akan diberlakukan pada 4 November mendatang, dimana Washington meminta pembeli minyak Iran untuk memotong impor mereka ke level sampai ke nol untuk memaksa Teheran untuk merundingkan perjanjian nuklir baru yang akan mengekang pengaruhnya di Timur Tengah.
Arab Saudi diperkirakan akan secara diam-diam menambahkan minyak ekstra ke pasar selama beberapa bulan ke depan untuk mengimbangi penurunan produksi Iran, tetapi Arab Saudi khawatir sehingga perlu mempertimbangkan kemungkinan perlunya membatasi produksi tahun depan untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan global karena Amerika Serikat memompa lebih banyak minyak mentah. .
Pada tahun 2018, puncaknya di bulan Mei, Iran mengekspor 2,71 juta bpd, hampir 3 persen dari konsumsi minyak mentah global harian. Bangsa ini adalah produsen terbesar ketiga OPEC.
Selasti Panjaitan/VBN/Coordinating Partner of Wealth Planning Services
Editor : Asido Situmorang