(Vibiznews – Commodity) – Memulai perdagangan komoditas energy di sesi Asia pada hari Kamis (04/10) harga minyak mentah masih mengandung kekuatan harga perdagangan sebelumnya yang naik ke posisi harga tertinggi dalam 4 tahun. Namun harga di awal sesi masih berkisar di posisi harga penutupan.
Harga minyak menguat karena pasar fokus pada sanksi AS mendatang terhadap Iran yang mengabaikan sentimen negatif laporan stok minyak mentah AS,Arab Saudi dan Rusia yang lebih tinggi.
EIA semalam melaporkan persediaan minyak mentah AS melonjak 8 juta barel pekan lalu, empat kali lipat dari ekspektasi analis dan merupakan pasokan terbesar sejak Maret 2017. Selain itu Menteri Energi Saudi, Khalid al-Falih mengatakan kerajaan itu telah meningkatkan produksi menjadi 10,7 juta barel per hari pada Oktober yang merupakan rekor tertinggi untuk produksi Saudi sejak November 2016.
Terpantau harga Patokan minyak mentah global Brent naik 1.29 sen atau 1,52 persen pada $85,94 per barel. Demikian juga harga minyak mentah WTI naik sebesar 1,33% pada posisi $76,08 per barel.
Untuk pergerakan harga selanjutnya analis Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak selanjutnya masih akan dipengaruhi oleh sentimen waktu sanksi AS terhadap Iran bulan depan. Biasanya tingginya pasokan minyak AS memberikan tekanan pada harga minyak mentah.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang