Bursa Wall Street Berakhir Lemah Terganjal Penurunan Saham Teknologi

762

(Vibiznews – Index) Bursa Wall Street ditutup melemah pada Senin terbebani penurunan saham teknologi.

Indeks S & P 500 merosot 0,6 persen menjadi 2,750.79 karena sektor teknologi turun lebih dari 1,5 persen.

Indeks Nasdaq dengan saham-saham yang berteknologi tinggi turun 0,9 persen menjadi ditutup pada 7,430.74.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup 89,44 poin lebih rendah pada 25.250,55.

Apple dan Netflix merosot kembali masing-masing lebih dari 1,8 persen. Netflix jatuh setelah Goldman Sachs dan Raymond James memangkas target harga pada raksasa video streaming ini. Apple turun setelah Goldman Sachs mengatakan pendapatan raksasa teknologi itu bisa jatuh pendek tahun ini karena permintaan di China melambat. Amazon, Microsoft, dan Alphabet juga diperdagangkan lebih rendah.

Saham Chipmarkers juga jatuh. The VanEck Vectors Semiconductor ETF (SMH) turun 1,1 persen, dipimpin oleh penurunan 4,5 persen di Nvidia.

Indeks utama mencatat kerugian mingguan terburuk sejak Maret pekan lalu karena suku bunga melonjak ke level tertinggi bertahun-tahun. Yield obligasi Treasury 10-tahun naik menjadi 3,261 persen pekan lalu sebelum diperdagangkan sekitar 3,15 persen pada hari Senin. Investor cemas bahwa kenaikan tajam dalam imbal hasil akan menyebabkan biaya pinjaman yang lebih tinggi dan akhirnya memperlambat ekonomi dunia.

Baik indeks S & P 500 dan Dow Jones turun lebih dari 4 persen minggu lalu. Nasdaq turun 3,7 persen. S & P 500 juga mencatat kerugian mingguan ketiga berturut-turut, beruntun terpanjang sejak Juni 2016.

Penurunan tersebut sebagian besar dipimpin oleh saham teknologi, yang mengalami minggu terburuk sejak Maret setelah jatuh 3,8 persen sebagai sektor.

Pergerakan baru-baru ini terjadi saat musim laporan laba perusahaan terbaru menjadi sangat ramai. Netflix, Morgan Stanley, Johnson & Johnson, Procter & Gamble dan Honeywell adalah salah satu perusahaan yang dijadwalkan untuk merilis laba kuartal ketiga minggu ini.

Bank of America melaporkan laba dan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan pada hari Senin. Namun, sahamnya turun 1,9 persen.

Ekspektasi untuk musim penghasilan ini tinggi. Analis yang disurvei oleh FactSet mengharapkan laba kuartal ketiga S & P 500 telah meningkat sebesar 19 persen dalam basis tahun ke tahun.

Dalam data ekonomi, penjualan ritel AS naik hanya 0,1 persen pada September. Ekonom yang disurvei oleh memperkirakan kenaikan 0,6 persen.

Malam nanti akan dirilis data Produksi Industri September AS yang diindikasikan menurun. Juga data JOLTs Job Openings Agustus AS yang diindikasikan naik tipis.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa saham AS akan mencermati rilis data ekonomi AS, juga laporan laba emiten dan pergerakan saham-saham utama, khususnya saham teknologi.

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here