(Vibiznews – Commodity) – Harga emas dunia terpantau beranjak naik pada perdagangan akhir pekan Jumat siang (19/10) WIB, oleh bursa saham kawasan Asia yang jatuh karena kekhawatiran politik dan ekonomi yang baru, dengan logam mulia berada di jalur kenaikan mingguannya yang ketiga secara berturut-turut.
Spot emas naik 0,2 persen ke level $1,226.92 per ounce pada Jumat siang WIB. Harga emas telah naik sekitar 0,7 persen untuk minggu ini. Emas berjangka AS sedikit berubah pada $1,230.60 per ounce.
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, menjelang tengah hari WIB ini flat di level 95,97 dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 95,97 juga.
Bursa saham di regional Asia terpantau turun karena sentimen global memburuk pada isu-isu mulai dari kekhawatiran perdagangan global, anggaran 2019 Italia, suku bunga AS yang lebih tinggi dan kekhawatiran pertumbuhan ekonomi di China yang menyebabkan penurunan saham China di sesi sebelumnya.
Data PDB kuartal ketiga China yang dirilis Jumat hari ini menunjukkan pertumbuhan yang turun ke laju terlemahnya sejak krisis keuangan global, karena permintaan domestik yang tersendat dan eksportir mulai merasakan gangguan dari sengketa perdagangan Sino-AS.
Sementara itu, analis Vibiznews melihat bahwa spot emas dunia secara umum sekarang bergerak dalam rentang konsolidasi baru di atas $1,1215, setelah dalam konsolidasi rendah selama dua bulan dan sebelumnya lagi dalam downtrend dari awal April, sedangkan dollar tampak didongkrak rilis risalah the Fed. Harga emas, kalau terdongkrak ke atas akan menuju ke level resistant $1.232,83 dan level $1.234,77. Sedangkan, bila tertekan, akan menuju level support di $1.180,32 dan $1.159,79.
Di dalam negeri, harga emas ANTAM terpantau naik Rp2.000 ke level harga Rp682.000 per gramnya, dibandingkan harga pada Kamis kemarin di Rp680.000.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group
Editor: Asido
