(Vibiznews – Commodity) – Harga emas dunia terpantau beringsut menguat perlahan pada perdagangan Selasa menjelang siang (23/10) WIB, di tengah dollar yang flat saja di pasar uang Asia reli dan kegagalan logam mulia untuk menembus level resistant.
Spot emas naik 0,2 persen ke level $.223,27 per ounce, setelah sempat mencapai level puncak 2,5 bulannya minggu lalu di $1.233,26 per ounce. Emas berjangka AS ditutup turun pada $1,228.70 per ounce.
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, pagi dan siang hari WIB ini flat di level 96,02 dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 96,02 juga.
Dollar di pasar global semalam sempat menguat terhadap sekeranjang mata uang utama, menghambat laju permintaan emas, yang dihargai dalam mata uang AS, sementara Wall Street gagal memanfaatkan kenaikan di pasar saham Eropa dan Asia.
Meskipun pasar emas telah mengumpulkan cukup banyak momentum teknis pekan lalu, menembus resistant di tengah fluktuasi pasar saham, beberapa analis menyebutkan pergerakannya masih kurang jelas.
Sementara itu, analis Vibiznews melihat bahwa spot emas dunia secara umum masuk dalam rentang konsolidasi baru dalam 8 hari terakhir, setelah dalam konsolidasi lebih rendah selama dua bulan dan sebelumnya lagi dalam downtrend dari awal April, sedangkan dollar tampak agak terdukung pelemahan mata uang pound. Harga emas, kalau terdongkrak ke atas akan menuju ke level resistant $1.232,83 dan level $1.234,77. Sedangkan, bila tertekan, akan menuju level support di $1.180,32 dan $1.159,79.
Di dalam negeri, harga emas ANTAM terpantau turun Rp3.000 ke level harga Rp681.000 per gramnya, dibandingkan harga pada Senin kemarin di Rp684.000.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group
Editor: Asido


