(Vibiznews – Commodity) – Harga emas dunia terpantau lanjut menguat pada perdagangan Kamis siang (25/10) WIB, melayang di sekitar level tiga bulan lebih tertingginya yang dicapai pada awal pekan ini, karena dolar AS yang surut dan bursa saham Asia merosot setelah di Wall Street tergerus semua gain-nya tahun ini.
Spot emas naik 0,2 persen ke level $1,236.51 per ounce pada Kamis siang WIB, dekat dengan level $1,239.68, posisi tertingginya sejak 17 Juli. Emas berjangka AS naik 0,6 persen pada $ 1,238.50 per ounce.
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, siang hari WIB ini terkoreksi 0,2 persen ke level 96,30 dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 96,42.
Saham Asia terlihat menukik pada Kamis ini karena ratusan miliar dolar telah tergerus dari pasar modal global setelah loss pada sektor saham teknologi menyebabkan penurunan harian terbesar di Wall Street sejak 2011, menghabiskan semua keuntungan saham Wall Street di tahun ini.
Rilis penjualan rumah keluarga AS jatuh ke level terendahnya dalam hampir dua tahun terakhir pada bulan September, indikasi terbaru bahwa kenaikan suku bunga KPR dan kenaikan harga telah mengurangi permintaan untuk perumahan.
Sementara itu, analis Vibiznews melihat bahwa spot emas dunia secara umum semakin menanjak dalam rentang konsolidasi hampir dua minggu terakhir dengan bias positif, meninggalkan konsolidasi lebih rendah sebelumnya serta menunjukkan rebound dari downtrend sejak awal April lalu, sedangkan dollar tampak agak terkoreksi di pasar Asia. Harga emas, kalau terdongkrak ke atas akan menuju ke level resistant $1.239,34 dan level $1.265,45. Sedangkan, bila tertekan, akan menuju level support di $1.180,32 dan $1.159,79.
Di dalam negeri, harga emas ANTAM terpantau stabil di level harga Rp686.000 per gramnya, dibandingkan harga pada Rabu kemarin di Rp686.000 juga.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group
Editor: Asido
