Market Outlook, 5-9 November 2018

812

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu pasar modal di Indonesia bergerak menguat signifikan menembus level 5900, sejalan dengan bursa Asia yang rebound kuat terutama dari kawasan China oleh harapan pada negosiasi baru perdagangan AS dengan China. Secara mingguan IHSG ditutup menguat tajam 2.10% ke level 5,906.292. Untuk minggu berikutnya (5–9 November) IHSG kemungkinan akan menemui tantangan profit taking karena secara teknikal di area overbought, namun kenaikan masih bisa berlanjut dengan uptrend yang telah terbentuk, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 5982 dan kemudian 6086, sedangkan support level di posisi 5733 dan kemudian 5623.

Mata uang rupiah secara mingguan bergerak menguat significant ke level Rp14,950, sementara dollar tergusur ke bawah dari level 16 bulan tertingginya karena melejitnya mata uang poundsterling namun terangkat akhir minggu oleh data tenaga kerja AS yang kuat. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 15,240 dan 15, 265, sementara support di level 14,885 dan 14,790.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data ISM Non-Manufacturing PMI pada Senin malam; disambung dengan rilis Crude Oil Inventories pada Rabu malam; berikutnya pengumuman Federal Funds Rate pada Jumat dini hari yang diperkirakan bertahan di level <2.25%; ditutup dengan rilis PPI m/m pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Services PMI Inggris pada Senin sore; selanjutnya rilis Prelim GDP q/q Inggris pada Jumat sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa pengumuman RBA Rate Statement pada Selasa pagi yang diperkirakan bertahan di level 1.50%; kemudian pengumuman Official Cash Rate RBNZ (New Zealand) pada Kamis subuh yang diperkirakan bertahan di level 1.75%.

 

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar menguat setelah sempat menanjak ke level 16 bulan tertingginya lalu terpeleset tajam dan terakhir loss-nya berkurang oleh data laporan tenaga kerja AS yang kuat, dimana indeks dolar AS secara mingguan menguat tipis ke 96.49. Sementara itu, pekan lalu Euro terhadap dollar terpantau melemah ke 1.1388. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1549 dan kemudian 1.1620, sementara support pada 1.1300 dan 1.118.

Poundsterling minggu lalu terlihat stabil melejit ke level 1.2963 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3235 dan kemudian 1.3257, sedangkan support pada 1.2695 dan 1.2661. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat ke level 113.17.  Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 113.93 dan 114.54, serta support pada 111.37 serta level 111.16. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat ke level 0.7193. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7314 dan 0.7381, sementara support level di 0.7020 dan 0.6973.

 

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia umumnya menguat karena muncul harapan baru pada negosiasi perdagangan AS dan China setelah ada komunikasi langsung antara Trump dengan Xi Jinping. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau menguat ke level 22150. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 22670 dan 22955, sementara support pada level 20970 dan lalu 20775. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 26356. Minggu ini akan berada antara level resistance di 27276 dan 28012, sementara support di 24525 dan 23696.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau balik rebound dalam pasar yang masih volatile, antara lain oleh harapan dalam negosiasi perdagangan AS – China meskipun masih ada ketidakpastiannya. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat ke level 25244,88, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 25810 dan 26535, sementara support di level 24120 dan 23998. Index S&P 500 minggu lalu melemah ke level 2657,78, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2752 dan 2816, sementara support pada level 2594 dan 2553.

 

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau terkoreksi setelah 4 minggu menguat oleh kenaikan dollar di sekitar 16 bulan tertingginya dan terakhir didukung data tenaga kerja yang solid, sehingga harga emas spot melemah terbatas ke level $1223.39 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1243 dan berikut $1265, serta support pada $1211 dan $1182.

 

Dinamika harga instrumen investasi bergerak begitu aktif, bahkan selama 24 jam dalam 5 sampai 6 hari perdagangan. Buat banyak investor retail lokal tidak mungkin untuk terus memantau pergerakan harga secara non-stop. Dalam situasi seperti ini, terasa sekali manfaat dari online trading system, yang sudah semakin lazim dewasa ini. Sistem investasi ini memungkinkan kita dapat pasang order terlebih dahulu, termasuk dengan programming yang telah ditentukan sebelumnya. Begitu banyak metode dan teknik untuk trading profit yang dapat diotomatisasikan pada online trading ini. Kalau Anda mau belajar lebih jauh, ikuti terus Vibiznews.com. Semua serba investasi ada di sini. Mari, terus maju bersama Vibiznews.com untuk keuntungan investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group

Editor: Asido

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here