Market Outlook, 12-16 November 2018

1009

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu pasar modal di Indonesia bergerak fluktuatif dengan menguat terus 8 hari lalu di akhir minggu terpangkas profit taking 100 poin, sebagaimana telah diprediksi, serta sejalan dengan koreksi bursa Asia yang mengkhawatirkan kenaikan suku bunga berikutnya. Secara mingguan IHSG ditutup melemah 0.54% ke level 5,874.154. Untuk minggu berikutnya (12–16 November) IHSG kemungkinan masih dapat menemui tantangan profit taking dengan skala lebih terbatas, namun kenaikan masih bisa berlanjut oleh aksi beli investor asing, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 5996 dan kemudian 6086, sedangkan support level di posisi 5733 dan kemudian 5623.

Mata uang rupiah secara mingguan bergerak menguat significant ke level Rp14,680, sementara dollar di pasar global beranjak naik mendekati level 16 bulan tertingginya. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 15,230 dan 15,265, sementara support di level 14,530 dan 14,368.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Core CPI m/m pada Rabu malam; disambung dengan rilis pidato Fed Chairman Powell pada Kamis pagi dan malam; berikutnya data Core Retail Sales m/m pada Kamis malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Average Earnings Index 3m/y Inggris pada Senin sore; selanjutnya rilis CPI y/y Inggris pada Rabu sore, diakhiri pidato ECB President Draghi pada Jumat sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Employment Change Australia pada Kamis pagi; kemudian pengumuman BI 7-Day Repo Rate pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level 5.75%.

 

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar menguat semakin mendekati lagi level 16 bulan tertingginya oleh ekspektasi pasar akan kenaikan suku bunga the Fed berikutnya di bulan Desember, dimana indeks dolar AS secara mingguan menguat ke 96.90. Sementara itu, pekan lalu Euro terhadap dollar terpantau melemah ke 1.1334. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1549 dan kemudian 1.1620, sementara support pada 1.1300 dan 1.118.

Poundsterling minggu lalu terlihat naik tipis ke level 1.2969 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3174 dan kemudian 1.3257, sedangkan support pada 1.2695 dan 1.2661. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat terbatas ke level 113.78.  Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 114.54 dan 114.73, serta support pada 112.55 serta level 111.37. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat ke level 0.7224. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7314 dan 0.7381, sementara support level di 0.7020 dan 0.6973.

 

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia umumnya fluktuatif dengan berakhir mixed, terutama tergerus di akhir minggu karena concern investor terhadap kenaikan suku bunga dan tensi perang dagang. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau menguat ke level 22225. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 22670 dan 22955, sementara support pada level 20970 dan lalu 20775. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 25586. Minggu ini akan berada antara level resistance di 26798 dan 27276, sementara support di 24525 dan 23696.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat melewati pasar yang volatile, dengan rally setelah pemilihan Kongres AS lalu tergerus oleh kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global, walau masih mencatat mingguan terbaiknya sejak Maret. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat ke level 25982,42, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 26535 dan 26947, sementara support di level 25054 dan 24120. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 2780,39, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2816 dan 2894, sementara support pada level 2603 dan 2594.

 

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau makin melemah dan mencatat loss mingguan terbesar sejak Agustus lalu oleh kenaikan dollar setelah pertemuan the Fed, sehingga harga emas spot melemah ke level $1209.29 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1243 dan berikut $1265, serta support pada $1182 dan $1180.

 

Dalam investasi dan transaksinya, ada sejumlah investor yang bertanya-tanya kapankah waktunya untuk profit taking? Apakah ini adalah saat yang pas? Sejumlah keputusan investasi pada dasarnya harus kembali kepada investor itu sendiri. Andalah yang putuskan apakah sudah cukup puas dengan posisi keuntungan sekarang, atau belum. “Fear and greed” harus diatasi pada situasi seperti ini. Sekali membuat keputusan, jangan disesali. Kalau ada hal yang kurang pas itu bisa menjadi bahan pelajaran berikutnya. Relax saja, stay happy investing! Sukses bagi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

 

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group

Editor: Asido

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here