(Vibiznews – Commodity) – Harga kopi arabika di pasar komoditas internasional di akhir sesi perdagangan hari Kamis (15/11) yang ditutup pada Jumat pagi (16/11) jatuh kembali karena posisi dolar yang lebih kuat dan tanda-tanda pasokan kopi yang melimpah.
Harga telah berada di bawah tekanan minggu ini dan membukukan terendah 5-minggu karena prospek pasokan yang kuat. Inventaris kopi yang dipantau ICE terus naik dan naik ke level tertinggi 4 tahun dari 2,459 juta tas pada hari Kamis. Selain itu, curah hujan yang cukup di Minas Gerais wilayah kopi arabika terbesar di Brasil membebani harga kopi arabika setelah Somar Meteorologia melaporkan bahwa curah hujan di Minas Gerais mencapai 50,7 mm dalam seminggu terakhir, atau 112% dari rata-rata historis.
Untuk harga kopi Robusta ditutup sedikit lebih tinggi karena hujan lebat memperkirakan akhir pekan ini bagi Indonesia, produsen robusta terbesar ketiga di dunia dapat menunda panen kopi. Faktor negatif untuk harga kopi robusta adalah peningkatan pasokan dari Vietnam, produsen robusta terbesar di dunia setelah Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Vietnam melaporkan Senin bahwa ekspor kopi Vietnam Jan-Okt naik 21,2%.
Mata uang Brasil bangkit dari posisi terlemahnya terhadap dolar AS dalam lebih dari satu bulan sehingga mendorong terjadinya penjualan produsen. Dan di London harga kopi juga naik sedikit sekalipun kenaikan pair pound Inggris di pasar keuangan global
Harga kopi arabika untuk kontrak paling besar yaitu Maret 2019 bursa New York ditutup turun 2,4 sen atau 2,1 persen pada $ 1,138 per lb. Demikian juga dengan harga kopi robusta kontrak bulan Januari naik $ 4 atau 0,2 persen pada $ 1.667 per ton.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, analis Vibiz Research Center memperkirakan harga kopi arabika bisa naik kembali oleh proyeksi pelemahan dolar demikian juga secara teknikal berpotensi rebound.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang