(Vibiznews – IDX) – Dalam perdagangan bursa saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir pekan Jumat sore ini (29/11) terpantau terkoreksi -0,84% atau 51,043 poin ke level 6.056,125 setelah dibuka turun ke level 6.104,637. IHSG digoyang profit taking setelah kemarin gain tajam hampir 2%, sementara bursa kawasan Asia umumnya berakhir mixed saja menunggu hasil pertemuan antara Trump dan Xi di G20 Summit.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) sore ini terpantau menguat tambah perkasa ke level Rp 14.295, dengan dolar AS agak datar dan sedikit bangkit di pasar Eropa menjelang pertemuan Trump dan Xi di G20 Summit. Rupiah menguat dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.360.
Mengawali perdagangannya, terlihat IHSG terkoreksi tipis 2,531 poin (0,04%) ke level 6.104,637. Indeks LQ45 juga melemah 0,631 poin (0,06%) ke 977,030. Sampai ke istirahat siang, IHSG tetap parkir di zona merah ke level 6.082 atau turun 24,330 poin (0,40%). Indeks LQ45 juga turun 5,875 poin (0,60%) ke 971,786.
IHSG kemudian terus bertahan di zona merah, lalu bergerak makin ke bawah dan ditutup melemah -0,84% atau 51,043 poin ke level 6.056,125. Indeks LQ45 melemah 11,202 poin (1,15%) ke 966,459. Hari ini tujuh dari sepuluh sektor tampak mengalami pelemahan. Sektor yang mencatat penurunan tertinggi adalah industry dasar yang merosot 1,89%, diikuti sektor keuangan yang turun 1,52%.
Tercatat sebanyak 167 saham naik, 229 saham turun dan 135 saham stagnan. Perdagangan saham termasuk ramai dengan frekuensi perdagangan saham tercatat 446.370 kali transaksi sebanyak 14,0 miliar lembar saham senilai Rp 16,7 triliun.
Sementara itu, bursa regional hari ini terlihat agak variatif, di antaranya Indeks Nikkei yang menanjak 0,40% dan Indeks Hang Seng yang naik 0,21%.
Sejumlah saham yang masuk jajaran top losers antara lain Tjiwi Kimia (TKIM) -8,30%, United Tractor (UNTR) -6,30%, Indocement (INTP) -4,98%, dan Bank Mandiri (BMRI) 3,27%.
Analis Vibiznews melihat pergerakan bursa kali ini mengalami koreksi teknikal akhir bulan berupa aksi ambil untung pelaku pasar –sebagaimana diprediksi kemarin- setelah gain hampir 2% kemarin, atau 3,77% untuk sepanjang bulan November ini, sementara bursa kawasan Asia juga kurang jelas dengan bergerak variatif saja. Berikutnya IHSG kemungkinan akan sempat melewati fase konsolidasi di tengah ketidakjelasan pasar global, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Resistance mingguan saat ini berada di level 6.116 dan 6.220. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 5.908, dan bila tembus ke level 5.747.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group
Editor: Asido