(Vibiznews – Commodity) – Harga gula mentah di pasar komoditas New York ICE di akhir sesi perdagangan hari Rabu (5/12) yang ditutup pada Kamis pagi (6/12) semakin lemah yang disebabkan oleh anjloknya mata uang Real Brasil sebagai negara produsen gula terbesar selain komentar Ketua Asosiasi Gula Yunnan Cina.
Anjloknya Real Brasil ke posisi terendah 3 hari terhadap dolar AS mendorong produsen gula Brasil untuk meningkatkan ekspor, sehingga meningkatkan pasokan global. Pemberat perdagangan berikutnya datang dari komentar ketua Asosiasi Gula Yunnan Cina yang mengatakan Cina masih memiliki 6 MMT gula dalam cadangan pemerintah dan China tidak memiliki rencana untuk mengimpor lebih banyak gula, kecuali harganya menguntungkan.
Peningkatan output gula di India, produsen gula terbesar kedua di dunia adalah faktor negatif lainnya setelah Asosiasi Pabrik Gula India (ISMA) pada Selasa melaporkan bahwa produksi gula India pada Okt-Nov naik 1,5% y/y menjadi 3,97 MMT.
Harga gula mentah akhir perdagangan bursa New York ditutup turun 0,03 atau 0,24% pada harga $ 12,72 per lb untuk kontrak berjangka Maret 2019. Demikian juga dengan harga gula putih kontrak Maret di bursa London ditutup turun 0,80 atau 0,23% pada harga $343.50.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, analis Vibiz Research Center memperkirakan harga gula berpotensi rebound oleh proyeksi lemahnya mata uang dolar AS.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang