(Vibiznews – Commodity) Perundingan OPEC tentang pemotongan produksi minyak mencapai kebuntuan pada hari Jumat karena pemimpin kelompok Arab Saudi menolak untuk memberikan pengecualian terhadap Iran dari pemotongan yang direncanakan, kata sumber OPEC.
Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih tidak yakin pertemuan hari itu akan menghasilkan kesepakatan.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) bertemu di Wina untuk hari kedua berjalan, sebelum diskusi selanjutnya dengan produsen minyak non-anggota yang dipimpin oleh Rusia.
Pada Kamis, OPEC secara tentatif menyetujui pengurangan produksi tetapi tidak dapat memutuskan parameter konkret karena menunggu komitmen dari Rusia, sumber dari kelompok itu mengatakan.
Pada hari Jumat, empat sumber OPEC dan non-OPEC mengatakan Iran saingan saingan Arab Saudi, yang berada di bawah sanksi AS baru pada bulan November, juga memegang kesepakatan akhir.
“Iran akan menuntut pengecualian hingga sanksi dihapus,” kata salah satu sumber OPEC. Sumber lain mengatakan Teheran menginginkan sebuah komunike OPEC untuk menentukan bahwa Iran dibebaskan dari pemotongan.
Penurunan harga mendorong OPEC dan sekutunya untuk membahas pengurangan produksi, dan Falih mengatakan pada hari Kamis kemungkinan pengurangan oleh mereka yang terlibat berkisar 0,5-1,5 juta bpd.
Pengurangan 1 juta bpd akan diterima dan sejauh ini adalah skenario utama, kata Falih, tetapi dia menambahkan bahwa Rusia perlu melakukan volume signifikan.
Delegasi OPEC mengatakan kelompok itu dan sekutunya dapat memotong 1 juta bpd jika Rusia menyumbang 150.000 bpd pengurangan itu. Jika Rusia menyumbang sekitar 250.000 bpd, keseluruhan potongan bisa melebihi 1,3 juta bpd.
Sumber Kementerian Energi Rusia mengatakan pada hari Jumat Moskow siap untuk menyumbangkan sekitar 200.000 bpd dan bahwa Iran, bukan Rusia, sekarang nampak sebagai rintangan utama untuk sebuah kesepakatan.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group