(Vibiznews – Commodity) – Harga cocoa dunia yang dijual di pasar komoditas internasional hari Rabu (12/12) yang berakhir Kamis pagi (13/12) rebound baik di ICE New York yang bangkit dari posisi terendah dalam 5 hari perdagangan demikian juga di ICE London bangkit dari posisi termurah sejak perdagangan 1 Oktober 2018. Kenaikan sementara ini dipicu oleh aksi bargain hunting bersamaan dengan anjloknya posisi mata uang dolar AS dan juga laporan produksi kakao global lebih ketat.
Inventarisasi kakao yang dipantau ICE terus menurun selama 7 bulan terakhir hingga terendah 1-3/4 tahun dengan 3,372 juta tas. Namun pasar lebih dikhawatirkan laporan pemerintah Pantai Gading dan Dewan Kakao Ghana untuk produksi kakao yang meningkat seperti yang dilaporkan sebelumnya.
Pemerintah Pantai Gading melaporkan bahwa petani mengirim 753,549 MT kakao ke pelabuhan dari 1 Oktober – 9 Des, yang naik 29,7% dari waktu yang sama tahun lalu. Juga, data dari Dewan Kakao Ghana menunjukkan pembelian dari petani kakao Ghana, produsen cokelat terbesar kedua dunia, mencapai 322.945 MT selama delapan minggu pertama panen dari 5 Oktober – 29 November atau naik 41,7% y/y.
Harga kakao berjangka untuk kontrak paling ramai yaitu bulan Maret di ICE New York naik 46 atau 2,17 persen pada posisi $2.162 per ton. Untuk harga kakao di bursa London naik $39 atau 2,62 persen pada posisi 1,525 pound per ton.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka yang diperdagangkan di bursa New York malam nanti diperkirakan akan melemah kembali oleh proyeksi kuatnya mata uang dolar AS.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang



