(Vibiznews – Commodity) – Profit taking dalam perdagangan kakao berjangka di bursa ICE terus belanjut masuki hari kedua berturut baik di ICE New York juga ICE London. Penutupan bursa ICE hari Kamis (10/01) harga turun ke posisi terendah dalam 2 pekan, khususnya untuk harga kakao di London.
Harga kakao bergerak lebih rendah oleh tanda-tanda produksi kakao yang cukup di Pantai Gading, produsen kakao terbesar di dunia dan terus membebani harga kakao setelah data hari Senin menunjukkan bahwa petani Pantai Gading mengirim 1,059 MMT kakao ke pelabuhan selama 1 Oktober – 6 Januari, naik 9,2% dari waktu yang sama tahun lalu.
Di sisi positif adalah tanda-tanda permintaan yang lebih kuat setelah kelompok eksportir kakao Pantai Gading Gepex melaporkan telah memproses 135.510 MT biji kakao Oktober-Des, naik 9% y/y.
Harga kakao berjangka untuk kontrak paling ramai yaitu bulan Maret di ICE New York turun 31 atau 1.30 persen pada posisi $2.351 per ton. Untuk harga kakao di bursa London ditutup turun 21 atau 01.21 persen pada posisi 1,709 pound per ton.
Pekan lalu harga harga kakao bergerak lebih tinggi hingga mencapai posisi tertinggi 5-1/2 bulan oleh kekhawatiran panen di Afrika Barat, dimana Radiant Solutions mengatakan pertumbuhan panen pertengahan akan minimal untuk tanaman kakao karena kondisi cuaca di seluruh Pantai Gading dan Ghana telah sangat kering. Kemudian Dewan Kakao Ghana juga melaporkan bahwa pembelian kakao dari petani kakao Ghana mencapai 410.319 MT selama sebelas minggu pertama panen mulai 5 Oktober – 21 Desember, turun -5,7% y / y.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka yang diperdagangkan di bursa New York malam nanti diperkirakan naik kembali oleh proyeksi pelemahan dolar AS dan juga pengaruh laporan Radiant Solutions pekan lalu.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang