(Vibiznews – Commodity) – Harga kopi Arabika yang diperdagangkan di bursa komoditas ICE New York kembali mencetak keuntungan masuki hari ketiga berturut, di akhir perdagangan pada hari Kamis pagi (10/01) harga kopi ditutup meningkat dari perdagangan sebelumnya ke posisi tertinggi 1 bulan. Namun untuk perdagangan kopi Robusta di London alami retreat oleh perkiraan hujan di Vietnam yang tinggi.
Kopi arabika semakin mahal oleh kekhawatiran cuaca di Brasil, dimana Somar Meteorologia memperkirakan suhu 90 derajat dengan kemungkinan hujan terbatas hingga akhir bulan di Minas Gerais, wilayah penanaman kopi arabika terbesar di Brasil.
Sentimen positif juga datang rally mata uang Real Brasil pada hari Rabu ke tertinggi 2-1/4 bulan terhadap dolar yang positif untuk harga kopi arabika karena hal itu menghambat ekspor oleh produsen kopi Brasil. Selain itu juga data dari Columbia memberikan sentimen, produsen arabika terbesar kedua di dunia menunjukkan bahwa produksi kopi Columbia 2018 turun -4,5% y/y menjadi 13,6 juta kantong dan bahwa ekspor kopi Columbia 2018 turun -1,4% y/y menjadi 12,8 juta kantong.
Harga kopi Arabika menguat hingga ke level tertinggi 1 bulan juga mendapat sentimen dari penguatan mata uang Real Brasil terhadap dolar yang menghambat ekspor oleh produsen kopi Brasil. Faktor pendukung lain yang mengangkat harga kopi adalah kekhawatiran tanaman kopi di Brasil.
Harga kopi arabika untuk kontrak paling besar yaitu Maret 2019 bursa New York ditutup naik 0,25 atau 0,24% pada posisi $108,50 per lb. Namun untuk harga kopi robusta kontrak bulan Januari turun 21 atau 1,35% pada posisi $ 1534 per ton.
Kopi robusta bergerak lebih rendah dipicu oleh perkiraan untuk hujan menguntungkan di Dataran Tinggi Tengah Vietnam, wilayah pertumbuhan robusta terbesar di negara itu. Namun secara fundamental, kopi Robusta memiliki dukungan bullish oleh tanda-tanda pasokan yang lebih kecil setelah eksportir kopi top Vietnam, Intimex Group, memperkirakan ekspor kopi robusta Vietnam Desember -11% pada 140.000 kantong, dan Indonesia, produsen robusta terbesar ketiga di dunia, melaporkan Rabu lalu bahwa Indonesia Dec robusta ekspor kopi turun -5,4% y/y ke 8.312 MT.
Untuk perdagangan kopi Arabika terdapat potensi bearish oleh laporan Organisasi Kopi Internasional (ICO) bahwa ekspor kopi global 2018/19 Oktober-November naik 13% y/y menjadi 20,6 juta kantong. Prospek rekor panen kopi di Brasil dan kelebihan pasokan global adalah faktor bearish utama untuk harga kopi.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, analis Vibiz Research Center memperkirakan harga kopi arabika secara teknikal dapat terkoreksi oleh profit taking.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang