(Vibiznews – Commodity) – Melihat posisi harga gula berjangka akhir pekan ini hari Jumat (11/10) di bursa komoditas internasional ICE New York dan juga London sedang rebound dari perdagangan sebelumnya yang koreksi dari puncak rekor. Harga gula tetap kuat sekalipun harga minyak mentah dunia sedang retreat.
Kenaikan harga gula di New York menuju posisi tertinggi 1-bulan dipicu oleh laporan peneliti Marex Spectron memangkas estimasi ekspor gula 2018/19 dari India, eksportir gula terbesar kedua di dunia, menjadi 2,8 MMT dari estimasi November 3,0 MMT.
Sentimen positif lainnya yaitu laporan Somar Meteorologia memperkirakan suhu di atas 90 derajat dengan peluang terbatas untuk hujan minggu ini di daerah penghasil gula Brasil, yang dapat merusak tanaman dan mengurangi hasil tebu. Gula masih memiliki dukungan kuat dari data terbaru dari Unica (21 Des) yang menunjukkan bahwa produksi gula 2018/19 Brazil Center-South hingga pertengahan Desember adalah -26,7% y/y pada 26,18 MMT.
Harga gula mentah akhir perdagangan bursa New York sedang naik 0.18 atau 1.42% pada harga $ 12,85 per lb untuk kontrak berjangka Maret 2019. Demikian juga dengan harga gula putih kontrak Maret yang terpantau di bursa London sekarang sedang naik 1.90 atau 0.55% pada harga $346.00.
Harga gula pada hari Rabu menguat ke tertinggi 1 bulan setelah real Brasil menguat ke tertinggi 2-1/4 bulan terhadap dolar, yang menghambat ekspor oleh produsen gula Brasil. Juga, Somar Meteorologia memperkirakan suhu di atas 90 derajat dengan peluang terbatas untuk hujan minggu ini di daerah-daerah penghasil gula Brasil, yang dapat merusak tanaman dan mengurangi hasil tebu.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, analis Vibiz Research Center memperkirakan secara teknikal harga gula berpotensi retreat oleh profit taking pasar dan juga retreat harga minyak mentah.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang
