(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah dunia akhir pekan turun hampir 2 persen pada hari Jumat (11/01) tetapi secara mingguan masih berada di jalur untuk kenaikan 2 pekan berturut setelah pasar keuangan menguat di tengah harapan Amerika Serikat dan China akan segera menyelesaikan sengketa perdagangan mereka.
Harga minyak mentah berjangka mulai jatuh tak lama setelah harga minyak mentah WTI sebelumnya mencapai posisi tertinggi lima minggu di atas $53 per barel dan bergerak di atas rata-rata pergerakan 50 hari untuk pertama kalinya sejak pertengahan Oktober.
Setelah pasar melakukan profit taking, terpantau harga minyak mentah berjangka internasional yaitu minyak Brent berada di $60,63 per barel yang turun $0,94 atau 1,52 persen. Demikian juga harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun $0,84 sen atau 1,67 persen menjadi $ 51,85 per barel.
Melihat kinerja mingguan perdagangan minyak mentah berjangka ini, harga minyak WTI dan Brent mencetak kenaikan mingguan yang masing-masing naik sekitar 8 persen dan 6 persen. Harga minyak mentah sebelumnya naik tinggi oleh sentimen penurunan produksi minyak mentah yang dipimpin OPEC tetapi kekhawatiran tentang ekonomi global membuat pasar terkendali.
Aksi profit taking malam ini terhadap harga minyak berjangka karena kurangnya kemajuan nyata dalam pembicaraan perdagangan AS-China, ketidakpastian politik yang sedang berlangsung di AS, dan kekhawatiran bahwa melemahnya ekonomi China dapat berdampak buruk terhadap permintaan minyak global juga berkontribusi terhadap pelemahan harga minyak. Pasar tetap khawatir dengan tanda-tanda bahwa pertumbuhan China pada 2018 dan 2019 akan menjadi yang terendah sejak 1990.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang