(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu pasar modal di Indonesia bergerak menguat didukung sentimen positif yang berhembus dari bursa kawasan Asia dan global yang menanjak seminggu ini oleh perkembangan negosiasi dagang AS – China. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 1.36% ke level 6,448.156, mencatat posisi 10 bulan tertingginya. Untuk minggu berikutnya (21-25 Januari 2019), IHSG terlihat masih tetap bertenaga untuk lanjutkan garis uptrend, namun sejenak akan dihadang aksi profit taking, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6500 dan kemudian 6630, sedangkan support level di posisi 6302 dan kemudian 6262.
Mata uang rupiah secara mingguan agak terkoreksi 0.21% ke level Rp14,175, sementara dollar di pasar global juga cenderung menguat oleh optimisme dari perundingan dagang AS – China. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 14,488 dan 14,465, sementara support di level Rp13,990 dan Rp13,943.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
- Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Existing Home Sales pada Selasa malam; disambung dengan rilis Flash Manufacturing PMI dan Crude Oil Inventories pada Kamis malam ; berikutnya data Prelim UoM Consumer Sentiment pada Jumat malam.
- Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Average Earnings Index 3m/y dan German ZEW Economic Sentiment pada Selasa sore; diikuti dengan pengumuman Main Refinancing Rate dari ECB pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level rendah 0.00%; diakhiri dengan rilis German Ifo Business Climate pada Jumat sore.
- Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data GDP q/y China pada Senin pagi; kemudian pengumuman BOJ Policy Rate pada Rabu pagi yang diperkirakan bertahan di level negative rate -0.10%.
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar menguat oleh melemahnya euro dari prospek ekonomi zona Eropa serta optimisme dari perkembangan perundingan dagang AS – China, dimana indeks dolar AS secara mingguan menguat ke 96.36. Sementara itu, pekan lalu Euro terhadap dollar terpantau melemah ke 1.1360. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1569 dan kemudian 1.1620, sementara support pada 1.1284 dan 1.1269.
Poundsterling minggu lalu terlihat naik tipis ke level 1.2870 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.2937 dan kemudian 1.3174, sedangkan support pada 1.2669 dan 1.2433. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat ke level 109.75. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 111.40 dan 122.59, serta support pada 106.61 serta level 105.13. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah ke level 0.7161. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7273 dan 0.7393, sementara support level di 0.6826 dan 0.6666.
Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia menguat oleh sentimen positif dari rally di Wall Street serta progress baik pada negosiasi perdagangan AS – China. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau menguat ke level 20655. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 21330 dan 21870, sementara support pada level 18945 dan lalu 18255. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 27037. Minggu ini akan berada antara level resistance di 27270 dan 28012, sementara support di 25673 dan 25010.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat dengan kabar prospek positif dalam negosiasi perdagangan dengan China, dimana Dow membukukan gain 4 minggunya yang pertama sejak Agustus lalu. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat ke level 24700.66, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 25090 dan 25975, sementara support di level 23699 dan 22649. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 2669,55, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2792 dan 2816, sementara support pada level 2570 dan 2347.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau agak terkoreksi dengan kembalinya investor dalam memburu asset berisiko, walau masih tetap di jalur konsolidasi, sehingga harga emas spot menurun terbatas ke level $1281.33 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1297 dan berikut $1308, serta support pada $1253 dan $1232.
Memasuki minggu keempat bulan pertama tahun 2019, pasar terpantau masih fluktuatif di berbagai instrumen investasi. Tahun ini telah diawali dengan ketidakpastian prospek ekonomi global, termasuk kurang jelasnya akhir dari konflik dagang AS – China, bahkan mungkin investor sudah mengalami kerugian di beberapa transaksi investasi. Sebagian investor mungkin menyebutkan bahwa pasar sedang kurang jelas, sebagian lagi memandang ini sebagai kesempatan untuk suatu trading di dalam range. Tentunya ini semua harus didukung dengan skill dan knowledge. Bersama vibiznews.com Anda bisa mengembangkan hal-hal tersebut secara optimum. Selamat menuai lebih lagi sukses Anda di tahun ini, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group
Editor: Asido