(Vibiznews – Commodity) – Harga kakao berjangka yang diperdagangkan di bursa ICE New York hari Rabu yang berakhir hari Kamis (24/01) kembali dijual pada harga terendah 1 bulan dan untuk harga kakao berjangka di ICE London juga dijual pada harga terendah 5 minggu. Sentimen yang melemahkan harga kakao datang dari kondisi pasokan global yang lebih.
Laporan Pantai Gading menunjukkan bahwa petani mengirim 1.235 MMT kakao ke pelabuhan selama 1 Oktober-20 Januari atau naik 9,6% dari waktu yang sama tahun lalu. Kemudian dari Ghana, produsen kakao terbesar kedua di dunia, menunjukkan hasil yang kuat setelah Dewan Kakao Ghana melaporkan bahwa pembelian kakao dari petani kakao Ghana naik 20,8% y/y menjadi 525.856 MT selama tiga belas minggu pertama panen sejak 5 Oktober -Jan 3.
Untuk perdagangan kakao di bursa ICE London, harga kakao jatuh ke level terendah baru 5-minggu setelah GBP/USD melonjak ke level tertinggi 2-1/4bulan yang menekan kakao London yang berdenominasi pound Inggris.
Harga kakao berjangka untuk kontrak paling ramai yaitu bulan Maret di ICE New York turun 1 atau 0,04 persen pada posisi $2.245 per ton. Untuk harga kakao di bursa London turun 10 atau 0,61% berada pada posisi 1,623 pound per ton.
Harga kakao masih defensif karena tanda-tanda permintaan hangat setelah National Confectioners Association melaporkan Jumat lalu bahwa pemrosesan kakao Q4 Amerika Utara naik 1,2% menjadi 117.526 MT, lebih lemah dari ekspektasi 2,5%. Kemudian Asosiasi Kakao Eropa melaporkan pada hari Rabu pekan lalu bahwa penggilingan kakao Eropa Q4 naik 1,6% y/y menjadi 359.103 MT, di bawah ekspektasi + 2,0% y/y. Asosiasi Kakao Singapura juga melaporkan minggu lalu bahwa penggiling kakao Asia Q4 secara tak terduga naik 6,3% y/y menjadi 208.900 dan bahwa penggiling kakao Asia 2018 setahun penuh naik + 7,8% y/y ke rekor 780.956 MT.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka yang diperdagangkan di bursa New York akhir sesi pada esok hari diperkirakan rebound sceara teknikal dan juga oleh proyeksi pelemahan dolar AS.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang