(Vibiznews – Commodity) – Harga gula berjangka yang diperdagangkan di bursa komoditas internasional ICE New York awal pekan yang ditutup hari Selasa (29/01) bangkit dari posisi terendah 2 pekan. Demikian juga perdagangan gula berjangka di ICE London rebound.
Harga gula bergerak lebih tinggi karena meningkatnya dana net buy bursa ICE setelah data Commitment of Traders (COT) menunjukkan posisi net buy gula ICE pada 1.998 yang merupakan posisi tertinggi 4-minggu di 8.424 dalam pekan yang berakhir 22 Januari.
Perdagangan akhir pekan lalu harga gula anjlok ke posisi terendah 2-minggu di tengah kekhawatiran bahwa melimpahnya bensin AS menurut laporan EIA akan menurunkan harga etanol dan mendorong produsen gula Brasil mengalihkan lebih banyak tebu ke penghancuran produksi gula alih-alih produksi etanol, yang akan meningkatkan pasokan gula.
Harga gula mentah akhir perdagangan bursa New York sedang naik 0,35 atau 2,81% pada harga $ 12,79 per lb untuk kontrak berjangka Maret 2019. Demikian juga dengan harga gula putih kontrak Maret yang terpantau di bursa London sekarang sedang naik 6,70 atau 1,98% pada harga $345.80.
Sentimen positif perdagangan gula juga datang dari produksi gula yang lebih kecil di Brasil setelah data dari Unica Rabu lalu menunjukkan bahwa produksi gula Tengah-Selatan 2018/19 hingga pertengahan Januari turun 26,5% y/y di 26,350 MMT, dengan persentase tebu yang digunakan untuk produksi gula turun menjadi 35,5% dari 46,9% tahun lalu dan persentase tebu yang digunakan untuk produksi etanol naik menjadi 64,5% dari 53,1% tahun lalu.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, analis Vibiz Research Center memperkirakan secara teknikal harga gula berpotensi naik kembali oleh proyeksi penguatan Real Brasil.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang