(Vibiznews – Commodity) – Perdagangan kopi Arabika yang diperdagangkan di bursa komoditas ICE New York pada akhir perdagangan hari Selasa (29/01) anjlok parah ke posisi terburuk dalam 1 pekan. Demikian juga harga kopi Robusta anjlok ke posisi terendah dalam 3 hari perdagangan.
Harga kopi Arabika bergerak lebih rendah dipicu oleh laporan Somar Meteorologia yang memperkirakan hujan sebanyak 50 mm minggu ini di Minas Gerais, wilayah penghasil kopi terbesar di Brasil.
Sedangkan penurunan harga kopi Robusta oleh perkiraan curah hujan normal di Dataran Tinggi Tengah Vietnam, wilayah penghasil kopi terbesar di negara itu, mulai 21-31 Januari, yang seharusnya menguntungkan tanaman kopi Vietnam. Namun penurunan harga kopi Robusta dibatasi oleh tanda-tanda pasokan Robusta yang lebih kecil setelah Vietnam, produsen robusta terbesar di dunia, mengatakan ekspor kopi robusta Vietnam Desember turun 6,1% per tahun menjadi 153.906 MT.
Harga kopi arabika untuk kontrak paling besar yaitu Maret 2019 bursa New York ditutup turun 4,15 atau 3,89% dari posisi perdagangan sebelumnya pada posisi $102,3065 per lb. Namun untuk harga kopi robusta kontrak bulan Januari turun 26 atau 1,69% pada posisi $ 1508 per ton.
Sentimen negatif bagi pasar kopi oleh laporan persediaan kopi yang dipantau ICE pada hari Rabu naik ke level tertinggi 4-1/2 tahun di 2,489 juta kantong. Juga, Rabobank pada hari Selasa menaikkan perkiraan ekspor kopi arabika Brazil 2018/19 menjadi 44 juta kantong dari perkiraan sebelumnya 41 juta kantong, dan Cecafe melaporkan Brazil Desember ekspor kopi hijau melonjak 27% y/y menjadi 3,36 juta kantong, tertinggi pernah untuk bulan Desember.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga akhir sesi Amerika esok hari, analis Vibiz Research Center memperkirakan harga kopi arabika dapat naik lagi oleh proyeksi penguatan mata uang Real .
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang