(Vibiznews – Commodity) – Perdagangan kopi Arabika yang diperdagangkan di bursa komoditas ICE New York pada akhir perdagangan hari Rabu (30/01) kembali melemah diatas posisi terburuk dalam 1-1/2 pekan yang dibatasi oleh penguatan Real Brasil. Namun untuk perdagangan kopi Robusta bangkit dari posisi buruk perdagangan sebelumnya.
Kembali turunnya harga kopi Arabika di New York masih menerima sentimen perdagangan sebelumnya yaitu laporan curah hujan di Brasil. Somar Meteorologia yang memperkirakan hujan sebanyak 50 mm minggu ini di Minas Gerais, wilayah penghasil kopi terbesar di Brasil. Penurunan harga kopi tidak parah karena ditahan oleh sentimen kuatnya Real Brasil.
Untuk kenaikan harga kopi robusta di ICE London bergerak lebih tinggi setelah Vietnam, produsen robusta terbesar di dunia, melaporkan ekspor kopi Januari turun -19,1% y/y menjadi 175.000 MT. Namun dibatasi oleh laporan perkiraan curah hujan normal di Dataran Tinggi Tengah Vietnam, wilayah penghasil kopi terbesar di negara itu, mulai 21-31 Januari, yang seharusnya menguntungkan tanaman kopi Vietnam.
Harga kopi arabika untuk kontrak paling besar yaitu Maret 2019 bursa New York ditutup turun 0,05 atau 0,05% dari posisi perdagangan sebelumnya pada posisi $102,60 per lb. Namun untuk harga kopi robusta kontrak bulan Januari naik 29 atau 1,92% pada posisi $ 1536 per ton.
Sentimen buruk lainnya bagi harga kopi di New York adalah laporan Rabobank pada hari Selasa menaikkan perkiraan ekspor kopi arabika Brazil 2018/19 menjadi 44 juta kantong dari perkiraan sebelumnya 41 juta kantong, dan Cecafe melaporkan Brazil Desember ekspor kopi hijau melonjak 27% y/y menjadi 3,36 juta kantong, tertinggi pernah untuk bulan Desember.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga akhir sesi Amerika esok hari, analis Vibiz Research Center memperkirakan harga kopi arabika dapat naik lagi oleh proyeksi rally mata uang Real .
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang