(Vibiznews – Commodity) – Harga kakao berjangka yang diperdagangkan di bursa ICE New York hari Selasa yang ditutup hari Rabu (30/01) dijual pada posisi 1-1/4 bulan terendah demikian juga harga kakao di bursa London dijual pada posisi 1-1/2 bulan terendah oleh sentimen pasokan yang meningkat.
Tanda-tanda produksi kakao yang kuat datang dari Ghana, produsen kakao terbesar kedua di dunia, dimana Dewan Kakao Ghana melaporkan bahwa pembelian kakao dari petani kakao Ghana naik 5,9% y/tahun ke 591.253 MT selama lima belas minggu pertama panen mulai 5 Oktober – 17 Januari.
Data Senin dari Pantai Gading, produsen kakao terbesar di dunia, menunjukkan bahwa petani Pantai Gading mengirim 1,3 MMT kakao ke pelabuhan selama 1 Oktober-Jan 27, naik 9,3% dari waktu yang sama tahun lalu.
Kekhawatiran permintaan kakao juga menekan harga setelah National Confectioners Association melaporkan pada 18 Januari bahwa pemrosesan kakao Q4 Amerika Utara naik hanya 1,2% menjadi 117.526 MT, lebih lemah dari ekspektasi 2,5%. Asosiasi Kakao Eropa melaporkan 16 Januari bahwa penggilingan kakao Eropa Q4 naik hanya 1,6% y/y menjadi 359.103 MT, di bawah ekspektasi 2,0% y/y.
Harga kakao berjangka untuk kontrak paling ramai yaitu bulan Maret di ICE New York turun 35 atau 1,56 persen pada posisi $2.215 per ton. Untuk harga kakao di bursa London turun 17 atau 1,06% berada pada posisi 1,590 pound per ton.
Sentimen positif untuk harga kopi masih dapat bergema dari laporan Asosiasi Kakao Singapura melaporkan pada 17 Januari bahwa penggiling kakao Asia Q4 secara tak terduga naik 6,3% y/y menjadi 208.900 dan bahwa penggiling kakao Asia 2018 setahun penuh naik 7,8% y/y ke rekor 780.956 MT. Juga, data Rabu lalu dari Barry Callebaut, prosesor kakao terbesar di dunia, menunjukkan bahwa penjualan cokelat global naik 1,4% y/y selama Agustus-Oktober.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka yang diperdagangkan di bursa London akhir sesi pada esok hari diperkirakan dapat tertekan kembali oleh sentimen penguatan pasokan diatas.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang