(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah yang diperdagangkan di sesi Asia hari Jumat (01/02), tetap stabil oleh tarik menarik 2 sentimen yaitu harapan Amerika Serikat dan Cina bisa segera menyelesaikan perselisihan perdagangan mereka dan data baru meningkatkan kekhawatiran baru atas perlambatan ekonomi China.
Harga minyak acuan internasional yaitu minyak mentah berjangka internasional Brent berada di $61,84 per barel atau naik 0,24 atau 0,39 persen dari penutupan terakhir mereka. Demikian juga dengan harga minyak berjangka Amerika atau WTI naik 0,11 persen ke posisi $53.76.
Kenaikan harga minyak berjangka menerima dukungan dari reli pasar keuangan yang berlanjut seperti yang terjadi bursa saham Asia mencapai posisi tertinggi empat bulan pada hari Jumat di tengah harapan Amerika Serikat dan China dapat mencapai kesepakatan perdagangan.
Berita terbaru penyelesaian perang dagang AS-China, Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Kamis bahwa ia akan bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping segera untuk mencoba untuk menyegel kesepakatan perdagangan yang komprehensif karena Trump dan negosiator perdagangan utamanya mengutip kemajuan besar dalam dua hari perundingan tingkat tinggi kemarin.
Namun kenaikan harga dibebani oleh survei pada hari Jumat yang menunjukkan aktivitas pabrik China menyusut paling banyak dalam hampir tiga tahun pada Januari di tengah pesanan yang menurun, memperkuat kekhawatiran perlambatan ekonomi terbesar kedua di dunia semakin dalam.
Untuk perdagangan selanjutnya, analyst Vibiz Research Center memperkirakan kisaran resisten harga minyak Brent berada di 61.30-62.55 dan support di 60.40 – 58.85. Untuk minyak WTI kisaran resisten di 54.55 – 55.95 dan kisaran support di 53.50 – 52.20.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang