(Vibiznews – Commodity) – Harga kakao berjangka yang diperdagangkan berakhir pada hari Selasa (12/02) di bursa ICE New York rebound dari pelemahan 2 hari berturut, namun untuk perdagangan kakao di bursa ICE London naik ke posisi tertinggi dalam 1 bulan perdagangan.
Anjloknya pound Inggris ke posisi terendah 3 minggu memberikan kekuatan untuk naik harga kakao London, yang mendorong aksi bargain hunting pada perdagangan kakao berjangka di bursa New York.
Harga kakao memiliki dukungan mendasar dari permintaan global yang kuat dengan pemrosesan kakao Q4 Amerika Utara naik 1,2% menjadi 117.526 MT (laporan 18 Jan), penggilingan kakao Eropa Q4 naik 1,6% y/y menjadi 359.103 MT (laporan 16 Jan), dan Asia Penggilingan kakao Q4 naik 6,3% y/y menjadi 208.900 MT.
Harga kakao berjangka untuk kontrak paling ramai yaitu bulan Maret di ICE New York naik 28 atau 1.28 persen pada posisi $2224 per ton. Untuk harga kakao di bursa London naik 33 atau 1.96% berada pada posisi 1719 pound per ton.
Namun tanda-tanda kuatnya produksi kakao global dapat membatasi kenaikan harga kakao setelah data dari Pantai Gading, produsen kakao terbesar di dunia menunjukkan bahwa petani Pantai Gading mengirim 1.413 MMT kakao ke pelabuhan selama 1 Oktober-10 Februari, naik 8.3% dari waktu yang sama tahun lalu.
Demikian juga data dari Ghana, produsen kakao terbesar kedua di dunia, menunjukkan hasil yang kuat karena pembelian kakao dari petani kakao Ghana naik 15,4% y/y menjadi 644.318 MT selama tujuh belas minggu pertama panen sejak 5 Oktober – 31 Januari.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka yang diperdagangkan di bursa London akhir sesi pada esok hari diperkirakan retreat oleh rebound poundsterliing namun untuk kakao New York diperkirakan stabil oleh pelemahan dolar.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang