(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah di pasar komoditi kawasan Asia hari Selasa (12/02) bergerak naik dan lebih tinggi dari perdagangan sebelumnya yang sempat turun ke posisi terendah dalam 2 pekan. Kekuatan rebound harga minyak mentah berjangka pagi ini didapat dari posisi retreatnya dolar AS.
Selain lemahnya dolar AS juga dipicu oleh optimisme pemotongan pasokan yang sedang berlangsung yang diambil oleh OPEC dan aliansi nya serta sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela.
Harga minyak mentah berjangka internasional jenis Brent naik 47 sen, atau 0,76 persen, menjadi $62,06 per barel. Demikian juga harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berada di $52,70 per barel yang naik 38 sen atau 0,73 persen, dari penyelesaian terakhir mereka.
Di awal perdagangan tadi harga minyak berjangka sempat ragu saat dibuka menguat dari perdagangan sebelumnya karena keraguan atas kesepakatan perdagangan AS-Cina terus memunculkan kekhawatiran tentang permintaan energi di masa depan. China sebagai pemain industri dan konsumen energi terbesar di dunia, baru-baru ini merasa sulit untuk berhadapan dengan proteksionisme perdagangan AS yang telah berdampak buruk pada perekonomian negara.
Sejauh ini pembicaraan perdagangan belum menghasilkan langkah-langkah kuat daripara pemimpin AS tingkat atas, termasuk Presiden Donald Trump yang terus menunjukkan ketidaksenangannya. Pada hari Senin, Cina juga menunjukkan kemarahannya dengan tampak tidak senang dengan misi Angkatan Laut AS yang mempermasalahkan Laut Cina Selatan.
Untuk perdagangan selanjutnya analsyt Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak WTI yang dibuka pada posisi 52.80 dan kini berada di posisi 53.11 berusaha naik menuju resisten lemahnya di 53.65 dan jika tembus lanjut ke 54.39. Namun jika retreat, turun ke posisi awal sesi dan jika tembus meluncur ke posisi support kuanya di 51.61.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang