(Vibiznews – Commodity) – Harga kakao berjangka yang diperdagangkan berakhir pada hari Kamis (14/02) di bursa ICE New York dan juga bursa ICE London ditutup menguat. Harga kakao di London sebelumnya retreat dari posisi termahal dalam 1 bulan, namun kenaikan pagi tadi masih dibawah posisi rekor 1 bulan tersebut. Namun di ICE New York harga kakao sempat menyentuh posisi tinggi 1 pekan yang kemudian turun kembali.
Penyebab harga kakao bergerak lebih tinggi dipicu oleh perkiraan untuk curah hujan terbatas selama minggu depan di Afrika Barat, yang dapat mengurangi hasil kakao di Pantai Gading dan Ghana.
Kemudian keuntungan perdagangan di bursa ICE London juga dipicu oleh pelemahan pada kurs poundsterling. Kelemahan poundsterling dalam pair GBPUSD memotong harga kakao London yang dihargai dalam pound Inggris.
Kenaikan harga kakao juga memiliki dukungan mendasar dari permintaan global yang kuat dengan pemrosesan kakao Q4 Amerika Utara naik 1,2% menjadi 117.526 MT (laporan 18 Jan), penggilingan kakao Eropa Q4 naik 1,6% y/y menjadi 359.103 MT (laporan 16 Jan), dan Asia Penggilingan kakao Q4 naik 6,3% y/y menjadi 208.900 MT.
Harga kakao berjangka untuk kontrak paling ramai yaitu bulan Maret di ICE New York naik 21 atau 0.94 persen pada posisi $2248 per ton. Untuk harga kakao di bursa London naik 4 atau 0.23% berada pada posisi 1713 pound per ton.
Sentimen negatif yang dapat menurunkan harga kakao yaitu tanda-tanda kuatnya produksi kakao global setelah data dari Pantai Gading, produsen kakao terbesar di dunia menunjukkan bahwa petani Pantai Gading mengirim 1.413 MMT kakao ke pelabuhan selama 1 Oktober-10 Februari, naik 8.3% dari waktu yang sama tahun lalu.
Demikian juga data dari Ghana, produsen kakao terbesar kedua di dunia, menunjukkan hasil yang kuat karena pembelian kakao dari petani kakao Ghana naik 15,4% y/y menjadi 644.318 MT selama tujuh belas minggu pertama panen sejak 5 Oktober – 31 Januari.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka yang diperdagangkan di bursa London akhir sesi pada esok hari diperkirakan masih lemah oleh kekuatan poundsterling demikian untuk kakao New York diperkirakan stabil oleh pelemahan dolar.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang