(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah berjangka di pasar komoditi internasional sesi Asia hari Kamis (14/02) sedang bergerak turun dari posisi tertinggi dalam sepekan yang dicapai perdagangan sebelumnya, terpengaruh laporan pasokan minyak mentah AS oleh EIA.
Harga minyak mentah berjangka internasional jenis Brent masih berada di posisi $63,95 per barel yang naik 22 sen atau 0,35 persen. Demikian juga harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berada di $54,09 per barel yang naik 18 sen atau 0,30 persen.
Posisi kekuatan harga minyak masih berpijak pada turunnya kembali nilai dolar AS terhadap rival-rivalnya di pasar forex, namun sangat kuat ditekan oleh laporan meningkatnya pasokan minyak mentah AS.
EIA melaporkan semalam bahwa persediaan minyak mentah AS naik minggu lalu ke level tertinggi sejak November 2017 meskipun impor neto jatuh, yang turun ke rekor terendah, karena produksi minyak mentah domestik tetap pada level puncak untuk minggu kelima berturut-turut. Stok minyak mentah AS naik 3,6 juta barel dalam sepekan hingga 8 Februari, sedangkan pekan sebelumnya hanya 1,3 juta barel.
Kenaikan harga minyak mentah semalam dipicu oleh laporan EIA lainnya bahwa pasokan global turun 1,4 juta menjadi 99,7 juta barel per hari pada Januari dan memberikan perkiraan produksi minyak mentah AS yang lebih tinggi untuk 2019 dan 2020.
Untuk pergerakan selanjutnya menurut analyst Vibiz Research Center harga minyak mentah diperkirakan bearish. Secara teknikal harga minyak WTI diperkirakan menurun ke posisi 54.08 dan jika tembus akan menuju support kuatnya di 53.45 – 52.84. Namun jika naik kembali akan mendaki menuju 54.56 dan jika tembus mendaki ke posisi resisten kuatnya di 54.87 – 55.43.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang