(Vibiznews – Commodity) – Harga kakao berjangka yang diperdagangkan di bursa ICE New York dan berakhir pada hari Jumat (15/02) lebih rendah karena tanda-tanda produksi kakao yang kuat di Afrika Barat. Sedangkan di bursa ICE London, harga kakao ditutup menguat ke posisi terkuat 3-hari.
Sentimen negatif datang dari tanda-tanda kuatnya produksi kakao global setelah data dari Pantai Gading, produsen kakao terbesar di dunia menunjukkan bahwa petani Pantai Gading mengirim 1.413 MMT kakao ke pelabuhan selama 1 Oktober-10 Februari, naik 8.3% dari waktu yang sama tahun lalu.
Demikian juga data dari Ghana, produsen kakao terbesar kedua di dunia, menunjukkan hasil yang kuat karena pembelian kakao dari petani kakao Ghana naik 15,4% y/y menjadi 644.318 MT selama tujuh belas minggu pertama panen sejak 5 Oktober – 31 Januari.
Sedangkan penguatan harga kakao di ICE terangkat oleh anjloknya kurs poundsterling dalam pair GBPUSD ke level terendah 4-minggu Kamis. Selain itu harga kakao memiliki dukungan mendasar dari permintaan global yang kuat dengan pemrosesan kakao Q4 Amerika Utara naik 1,2% menjadi 117.526 MT (laporan 18 Jan), penggilingan kakao Eropa Q4 naik 1,6% y/y menjadi 359.103 MT (laporan 16 Jan), dan Asia Penggilingan kakao Q4 naik 6,3% y/y menjadi 208.900 MT.
Harga kakao berjangka untuk kontrak paling ramai yaitu bulan Maret di ICE New York turun 16 atau 0,71 persen pada posisi $2232 per ton. Untuk harga kakao berjangka kontrak bulan Maret di bursa London naik 1 atau 0.06% berada pada posisi 1714 pound per ton.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka yang diperdagangkan di bursa London akhir sesi pada esok hari diperkirakan naik kembali oleh anjloknya kembali kurs poundsterling di pasar forex global.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang